Sunday, January 24, 2010

Rifa’at Badawi Rafi’al Thahthawi (1801-1873)

Rifa’at Badawi Rafi’al Thahthawi (1801-1873)
Al Thahthawi seorang pemikir pendidikan Mesir, yang dilahirkan di kota Thahtha tahun 1801. Ayahnya keturunan Husein cucu Nabi Muhammad SAW. Al Thathawi berhasil menamatkan pelajarannya di Al Ahzar dan ia mengembalikan karir kependidikannya sebagai tenaga pengajar di Al Ahzar dan tahun 1824 menjadi Imam Tentara (Harun Nasution; 1975:43). Kedudukan ini kemudian membawanya untuk belajar di Perancis atas biaya Muhammad Ali.
Selama belajar di Perancis, Al Thahthawi melengkapi wawasan ilmiahnya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ia sempat menerjemahkan 12 buku dan risalah. Sekembali ke Mesir, ia diserahkan jabatan sebagai guru bahasa Perancis dan berbagai Jabaatan Kepala Sekolah, serta jadi Pimpinan Badan Penterjemah UU Perancis (Ibid: 44 & Muhammad Munir Mursi: 286). Pengalaman selama di Perancis dan pengalaman kerja tersebut turut membentuk wawasan kependidikan al Thahthawi. Dari pengalaman di Perancis, kemudian ia susun dalam buku sosial politik berjudul Tatchlisih Al Ibriz Ila Talkhis Baris. Ide-ide dan pemikiran kependidikan ia tulis dalam buku Al Mursyid Al Amin fi Tarbiyat Al Banin (pedoman tentang pendidikan anak). Ia menulis ide-idenya mengenai pendidikan yang meliputi:
1. Pembagian jenjang pendidikan anak tingkat permulaan, menengah dan pendidikan tinggi sebagai pendidikan akhir. (Muhammad Munir Mursi (289-290)
2. Pendidikan diperlukan karena pendidikan merupakan salah satu jalan untuk mencapai kesejahteraan. (Harun Nasution:47)
3. Pendidikan mesti dilaksanakan dan diperuntukkan bagi segala golongan.(Harun Nasution: 47)
Fungsi wanita sebagai ibu rumah tangga menurut pendidikan bagi kaum ibu dimaksudkan agar, Pertama wanita dapat menjadi istri yang baik dan dapat menjadi mitra suami dalam kehidupan sosial dan intelektual. Kedua, agar wanita sebagai istri memiliki ketrampilan untuk bekerja dalam batas-batas kemampuan mereka sebagai wanita.
Pemikiran Al Thahthawi mengenai pendidikan tampaknya ada dua masalah pokok yang dinilai penting. Pertama mengenai pendidikan yang bersifat universal dan emansipasi wanita. Pendidikan universal adalah pendidikan harus diberikan kepada segenap golongan masyarakat dan diberikan untuk segala tingkatan usia tanpa membedakan jenis kelaminnya. Al-Thahthawi berpendapat bahwa masyarakat yang terdidik akan lebih mudah dibina dan sekaligus dapat menghindarkan diri masing-masing dari pengaruh negatif. Kedua, pemikiran Al Thahthawi mengenai pendidikan bangsa. Menurut Al-Thahthawi pendidikan bukan hanya terbatas pada kegiatan untuk mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan menanamkan patriotisme (Hubb al Wathon).
Dalam uraiannya ini menulis tentang konsep patriotisme:
Setiap putra tanah air (patriot) baik putera asli maupun pendatang yang sudah dinaturalisasikan sebagai warga mempunyai ikatan yang sama dengan tanah air itu (tempat tinggal menetap) yang dinyatakan dengan berbagai cara. Kadang-kadang terlihat dalam istilah yang menunjukkan langsung seperti orang Mesir atau digambarkan dengan istilah yang menggunakan ide tanah air itu sendiri dengan sebutan “patriotisme” atau putera tanah air. Ini berarti bahwa putera tanah air (patriot) telah memperoleh kemanfaatan dan kenikmatan dari hak-hak yang dimiliki tanah airnya itu. Dan kenikmatan yang tertinggi adalah kemerdekaan di tengah-tengah masyarakat tersebut (John J. Donohul, 1984: 8).
Dalam pandangannya yang dimaksud dengan tanah air adalah tempat tinggal, tanah kelahiran yang dinikmati oleh setiap warganya. Tanah air dalam status merdeka menurut pandangan Al Thahthawi adalah merupakan nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada bangsa yang merdeka itu. Pemikiran ini mendorong Al Thahthawi melengkapi pendidikannya dengan kurikulum yang dihubungkan dengan kepentingan agama dan negara.
Kurikulum untuk tingkat pendidikan dasar terdiri atas mata pelajaran membaca, menulis yang sumbernya al Qur’an, nahwu dan dasar-dasar menghitung kurikulum tingkat menengah (fajhizi) terdiri atas: pendidikan jasmani, ilmu bumi, sejarah, montiq, biologi, fisika, kimia, manajemen, ilmu pertanian, mengarang, peradaban. Sedangkan tingkat menengah atas (‘aliyah) mata pelajaran terdiri atas kejuruan. Mata pelajaran diberikan secara mendalam dan meliputi fiqih,kedokteran, ilmu bumi dan sejarah (ibid).
Ide pembaharuan Al Thahthawi dalam bidang pendidikan dinilai sebagai pemikiran yang radikal dizamannya (ibid). Dan untuk mengungkapkan ide-ide tersebut Al Thahthawi menyusun sejumlah buku antara lain:
a. Talkhis Al Ibriz fi Akhbar Bariz yang memuat uraian tentang kehidupan masyarakat kota Paris. Dalam buku ini dikemukakan mengenai budi pekerti, adat istiadat masyarakat kota Paris, ilmu pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki, profesi yang mereka tekuni serta bentuk pemerintahan mereka (Muhammad Munir Mursi: 287). Dalam buku ini tampaknya Al Thahthawi ingin menyampaikan kepada masyarakat Mesir bagaimana kehidupan demokrasi yang ada di masyarakat Perancis. Selain itu ia berupaya menyadarkan masyarakat Mesir bahwa dengan kehidupan yang demokratis masyarakat Paris dapat meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pengetahuan, ketrampilan, dan sikap hidup yang mereka miliki. Dengan demikian bangsa Mesir diharapkan dapat mencontoh kemajuan Paris. Buku tersebut ditulis oleh Al Thahthawi atas permintaan gurunya Syaikh Hassan Al Aththar.
b. Manahij al Albab al Mishriyyat fi MAnahij al Adab al Ashriyyat, buku ini disusun dengan tujuan untuk mendorong masyarakat Mesir menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian yang didasarkan atas fungsi dan peranan agama. Menurutnya masyarakat manusia mempunyai dua tujuan yaitu menjalankan perintah Allah dan mencari kesejahteraan hidup di dunia.
c. Al Mursyid al Amin li Banatwi al Banin, memuat pemikiran kependidikan Al Thahthawi. Mengenai Penataan kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan dari tingkat dasar hingga ke tingkat pendidikan dasar


Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkanlah komentar (dengan sopan) setelah membaca artikel berikut demi perbaikan dan kesempurnaan artikel berikutnya. Mohon maaf, apabila komentar mengandung spam, dengan sangat terpaksa akan saya hapus. Makasih telah berkunjung disini.