Thursday, December 31, 2009

Bersahabat karena Allah


Saudaraku yang semoga dirahmati Allah. Sungguh persahabatan merupakan suatu karunia dari Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah yang artinya,“Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara” (Ali Imron : 103). Ini adalah nikmat Allah yang sangat agung. Maka seharusnya kita menjaganya dengan memperhatikan hak-hak di antara sahabat. Pembahasan berikut, berisi sebagian hak-hak persahabatan yang seharusnya diperhatikan oleh orang-orang yang mengikat tali tersebut.

Bersahabatlah karena Allah

Ingatlah wahai saudaraku -semoga Allah menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa tujuan kita bersahabat adalah senantiasa untuk mengaharap ridho Allah Ta'ala. Dan janganlah sekali-kali persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan kepentingan dunia semata.

Persahabatan yang dilandaskan saling cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari)

Di samping itu, persahabatan seperti inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman yang artinya,"Teman-teman akrab pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa."(QS. Az Zukhruf : 67).

Imam Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah ‘azza wa jalla, inilah yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Maka perhatikanlah wahai saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah persahabatan tersebut hanya untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?!! Setelah urusan tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita!! Ingatlah, persahabatan yang benar adalah persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah, yaitu seseorang mencintai sahabatnya karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada Allah, dan semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.

Berbuat Itsar-lah pada Sahabatmu

Di antara hak terhadap sesama yang dianjurkan adalah mendahulukan sahabatnya dalam segala keperluan (baca : itsar) dan perbuatan ini dianjurkan (mustahab).

Perhatikanlah firman Allah Ta'ala yang artinya,"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan" (QS. Al Hasyr : 9).

Kaum Anshor yang terlebih dahulu menempati kota Madinah, mereka mendahulukan saudara mereka dari kaum Muhajirin dalam segala keperluan, padahal mereka sendiri membutuhkannya.

Sungguh sangat menakjubkan, seorang sahabat Anshor yang memiliki dua istri ingin menceraikan salah satu istrinya. Kemudian setelah masa 'iddahnya berakhir dia ingin menikahkannya dengan sahabatnya dari kaum muhajirin. Adakah bentuk itsar yang lebih daripada ini?!! (Aysarut Tafaasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi)

Perbuatan itsar ini hanya berlaku untuk urusan duniawi (seperti mendahulukan saudara kita dalam makan dan minum). Sedangkan dalam masalah ketaatan (perkara ibadah), perbuatan ini terlarang. Karena maksud dari ibadah adalah pengagungan kepada Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang mendahulukan saudaranya dalam hal ini, berarti dia telah meninggalkan pengagungan terhadap Allah Ta’ala yang dia sembah. Oleh karena itu, kita tidak diperbolehkan mendahulukan saudara kita (itsar) untuk menempati shaf pertama dalam sholat berjama’ah, sedangkan kita di shaf belakang. (Lihat Al Wajiz fii Iidhohi Qowa’id Al Fiqhi Al Kulliyati)

Bantulah Sahabatmu yang Berada dalam Kesulitan

Misalnya ada saudara kita yang membutuhkan bantuan pinjaman uang. Maka berusahalah untuk menolongnya dengan memberi pinjaman hutang padanya. Karena pemberian hutang yang pertama kali merupakan kebaikan. Sedangkan pemberian hutang kedua kalinya adalah sedekah. Sebagaimana dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Barangsiapa yang memberi hutang kepada saudaranya kedua kalinya, maka dia seperti bersedekah padanya.

Jagalah Kehormatan Sahabatmu

Wahai saudaraku, jagalah kehormatan sahabatmu, karena Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda pada khutbah ketika haji Wada' yang artinya,"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Di antara bentuk menjaga kehormatan saudara kita adalah menjaga rahasianya yang khusus diceritakan pada kita. Rahasia tersebut adalah amanah dan kita diperintahkan oleh Allah untuk selalu menjaga amanah. Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Apabila seseorang membicarakan sesuatu padamu, kemudian dia menoleh kanan kiri, maka itu adalah amanah."(HR. Abu Daud dalam sunannya). Perbuatan seperti ini saja dilarang, apalagi jika sahabatmu tersebut memintamu untuk tidak menceritakannya pada orang lain. Maka yang demikian jelas lebih terlarang. (Huququl Ukhuwah, Syaikh Sholeh Alu Syaikh).

Semoga dengan mengamalkan hak-hak ini, kita akan menjadi orang-orang yang akan mendapatkan naungan Allah di akherat kelak, di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Amin.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com

Artikel Buletin At Tauhid yang terbit setiap Jum'at di sekitar kampus UGM, Yogyakarta




Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Saturday, December 26, 2009

Gangguan Makan

PENDAHULUAN

Kebanyakan orang bersikap “take it for granted” terhadap tubuh kita. Kita bangun di pagi hari dan berasumsi bahwa tubuh kita akan cukup segar untuk menghadapi aktifitas kita sehari-hari. Kita makan dua kali atau tiga kali sehari, mungkin ditambah dengan kudapan-kudapan diantara waktu-waktu “makan besar”. Disamping itu juga, kita mungkin melakukan olahraga keras dan aktifitas seksual. Kita tidak cukup banyak menaruh perhatian pada fungsi tubuh kita kecuali ketika fungsi itu terganggu karena kita menderita sakit atau penyakit. Padahal factor-faktor psikologis dan sosial dapat menjadi sumber signifikan bagi berbagai kegiatan yang penting untuk “mempertahankan hidup”.
Di dalam satu pembahasan ini, kita dapat menelaah berbagai gangguan psikologis salahsatunya perilaku yang relatif otomatis yaitu makan, yang memiliki dampak substansial pada seluruh perilaku kita lainnya. Di dalam beberapa decade terakhir ini, banyak studi dilakukan di Negara-negara Barat yang pada akhirnya menunjukkan suatu hasil bahwa gangguan makan adalah merupakan suatu masalah serius yang semakin meluas. Namun banyak diantara kita tidak menyadari bahwa gangguan makan dapat berakibat buruk pada diri kita, yang ternyata data menimbulkan kematian.
Dalam makalh ini akan dipaparkan suatu pembahasan mengenai gangguan makan, yaitu tipe-tipe gangguan makan yang mencakup: bulimia nervosa, anorexia nervosa, dan gangguan makan berlebih. Selanjutnya akan dibahas pula mengenai penyebab gangguan makan, yang didalamnya tercakup dimensi sosial dimensi biologis, dan dimensi psikologis.







PEMBAHASAN

Gangguan makan meliputi bulimia nervosa, binge-eating disorder, dan anorexia nervosa. Pada bulimia nervosa, episode-episode makan tidak terkontrol (binge), diikuti dengan muntah yang disengaja. Berbeda lagi dengan binge eating disorder, penderita gangguan ini berulang kali melakukan binge (makan dalam jumlah yang melampaui batas dalam waktu yang singkat) dan merasakan perbuatannya itu menimbulkan stress, namun tidak berusaha untuk mengeluarkan makanan yang sudah ditelannya. Sedangkan anorexia nervosa, para penderitanya tidak mau makan apapun diluar makanan dalam jumlah yang minimal, sehingga berat badannya kadang-kadang merosot sampai ke tingkat yang membahayakan.
Di negara-negara maju gangguan-gangguan tersebut mulai tampak meningkat selama tahun 1950an dan 1960an dan menyebar dengan cukup cepat selama beberapa decade selanjutnya. Akan tetapi, gangguan makan tersebut tidak banyak dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang. Oleh karena, akses untuk mendapatkan makanan yang cukup pun masih dibutuhkan suatu perjuangan bagi sebagian besar penduduknya. Gangguan ini hanya marak di beberapa negara barat, dimana makanan pada umumnya melimpah ruah. Akan tetapi dewasa ini, situasi tampaknya telah berubah. Gangguan makan semakin mendunia. Dalam banyak sumber disebutkan bahwa lebih dari 90% kasus gangguan makan. Kebanyakan dari mereka merupakan kalangan menengah ke atas, yang hidup di lingkungan kompetitif secara sosial.

• Jenis-jenis gangguan makan
1. Bulimia Nervosa
Bulimia diambil dari bahasa yunani, bous adalah sapi dan limos yang berarti lapar. Jadi bulimia dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan makan yang terus-menerus seperti ketika sapi mkan. Gangguan ini mencakup episode konsumsi sejumlah besar makanan secara cepat, diikuti dengan perilaku kompensatori, seperti muntah, puasa, atau olahraga berlebihan, untuk mencegah bertambahnya berat badan. DSM mendefinisikan makan berlebihan sebagai proses mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat banyak dalam waktu kurang dari dua jam.
Deskripsi klinis
Kriteria DSM-IV untuk bulimia nervosa:
o Makan berlebihan secar berulang-ulang
o Pengurasan berulang untuk mencegah bertambahnya berat badan
o Simptom-simptom terjadi sekurangnya 2 kali seminggu selama sekurang-kurangnya 3 bulan.
o Penilaian dari sangat bergantung pada bentuk tubuh dan berat badan
Tanda utama dari bulimia nervosa adalah makanan dalam jumlah yang cukup besar (biasanya lebih banyak junk food daripada buah-buahan dan sayur-sayuran) dibanding jumlah yang dimakan kebanyakan orang dalam kondisi yang sama. Pasien bulimia langsung mengidentifikasikan diri dengan deskripsi ini. Meskipun asupan kalori riil untuk binge-nya sangat bervariasi dari orang ke orang.
Penderita bulimia berusaha mengkompensasi tindakan makan berlebihnyaa dan kemungkinan terjadi penambahan berat badannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan purging techniques, dalam gangguan bulimia nervosa, teknik ini dilakukan dengan sengaja untuk mengompensasi makanan yang sudah terlalu banyak dicerna. Sebagian besar penderita menggunakan kedua teknik tersebut sekaligus sebagian lagi melakukan olahraga secara eksesif, sedangkan lainnya berpuasa dalam waktu yang cukup lama diantara waktu binge. Bulimia nervosa memiliki 2 subtipe, yaitu purging type, dan juga non-purging type (dengan olahraga dan berpuasa). Sebenarnya purging bukanlah sebuah cara yang efisien untuk mengurangi asupan kalori. Muntah hanya mengurangi kira-kira 50% kalori yang baru saja dikunsomsi, dan jumlah kalori yang dibuang kan semakin sedikit lagi jika muntah itu semakin lama ditunda. Obat pencahar hanya memiliki sedikit efek, dan proses inipun membutuhkan waktu yang sangat lma setelah binge.
Konsekuensi medis
Purging memiliki sejumlah konsekuensi medis. Salah satunya adalah terjadinya pembesaran kelenjar ludah akibat sering muntha. Muntah berulang-ulang juga dapat mengikis email gigi di permukaan bagian dalam gigi-gigi depan. Hla yang terpenting adlah, jika muntah secara terus-menerus maka akan mengganggu keseimbangan cairan tubuh, sehingga dapat terjadi ketidak seimbangan elektrolit yang dapat mengakibatkan komplikasi medis termasuk cardilac arithmia seizure (detak jantung yang terganggu) yang dapat berakibat fatal. Penggunaan obat pencahar juga dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada usus besar.
Gangguan-gangguan psikologis yang terkait
Seperti halnya anorexia nervosa, gangguan psikologis pada penderita bulimia pada umumnya adalah gangguan kecemasan, gangguan suasana perasaan, khususnya depresi. Sebagian besar pasien bulimia memenuhi kriteria gangguan suasana perasaan selama ia menderita gangguan bulimia. Selama bertahun-tahun, ada teori yang menyatakan bahwa gangguan makan hanya sekadar cara untuk mengekspresikan depresi. Tetapi sebagian besar bukti menunjukkan bahwa depresi mengikuti bulimia dan mungkin adalah merupakan suatu reaksi terhadapnya. Pasien bulimia juga memenuhi kriteria penyalahgunaan substansi, baik alcohol maupun obat-obatan.
2. Anorexia Nervosa
Berasal dari kata atau istilah kata an bermakna tanpa, orexia artinya keinginan atau nafsu. Sehingga dapat dikatakan bahwa anorexia tidak memiliki nafsu makan, atau dengan kata lain, kehilangan nafsu makan. Namun hal itu merupakan definisi yang keliru oleh karena sering kali nafsu makannya tetap terkendali, atau tetap sehat.
Simptom yang tampak pada penderita anorexia ditandai dengan ketakutan yang tidak wajar terhadap kemungkinan mengalami kenaikan berat badan dan kehilangan kemampuan mengontrol mkan. Para penderita anorexia bangga akan diet dan kontrol ekstra keras yang dilakukan.
Deskripsi klinis
Penderita anorexia memiliki ketakutan yang intens terhadap obesitas dan berusaha keras untuk menjadi kurus. Berkurangnya berat badan secara drasrtis diperoleh dengan membatasi asupan kalori atau kombinasi antara membatasi asupan kalori dan purging.
Kriteria DSM-IV-TSR untuk Anorexia Nervosa
o Orang yang bersangkutan menolak utnuk mempertahankan berat badan normal. Hal ini biasanya berarti bahwa berat badan orang itu kurang dari 85% dari berat badan yang dianggap normal dari tinggi badan dan usianya. Penurunan berat badan biasanya dicapai melalui diet, meskipun pengurasan (muntah dengan cara disengaja, penggunaan obat pencahar secara berlebihan) dan olahraga yang berlebihan dapat merupakan bagian dari gambaran tersebut.
o Meskipun berat badannya sangat kurang, namun sangat takut untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang menderita anorexia sangat takut bila berat badannya bertambah. Dan rasa takut tersebut tidak berkurang dengan turunnya berat badan. Mereka tidak pernah merasa sudah cukup kurus.
o Gangguan citra tubuh. Para pasien yang menderita anorexia nervosa, memiliki pandangan yang menyimpang tentang bentuk tubu mereka. Bahkan dalam kondisi tubuh yang kurus Bering, mereka tetap merasa bahwa mereka kelebihan berat badan. Atau pada beberapa bagian tubuh tertentu, khususnya bagin perut, pantat, dan paha dianggap terlalu gemuk. Untuk mengechek berat badan, mereka biasanya serig menimbang berat badan, mengukur bagian tubuh, dan mengamati secara iritis tubuh mereka di cermin. Harga diri mereka ini sangat terkait dengan menjaga tubuh mereka tetap kurus.
o Pada perempuan yang telah mengalami menstruasi, terjadi suatu periode yang bernama amenorrhea, yaitu berhentinya periode mesntruasi. Dari empat kriteria ini, amenorrhea tidak terlalu penting.
DSM-IV juga menyebutkan dua sub tipe anorexia nervosa, yaitu: restricting type (penderita sebatas membatasi asupan kalori dan binge-eating-purging type. Penderita anorexia sub tipe binging-eating-purging type melakukan binging dengan jumlah makanan yang sedikit dan purging secara konsisten. Setiap penderita anorexia tidak pernah puas dengan penurunan berat badannya. Apalagi jika sampai berat badannya bertambah (meskipun hanya sedikit saja), dapat mengakibatkan kepanikan, kecemasan, dan depresi intens. Kriteria lain untuk anorexia adalah selalu menganggap dirinya perlu untuk mengurangi bagian tertentu pada tubuhnya (paling tidak beberapa pon), sedangkan orang lain melihatnya sebagai orang yang kurus kering dan lemah seperti orang yang kelaparan.
Konsekuenasi medis
Bagi kaum perempuan, salah satu konsekuensi medis yang terjadi pada penderita anoxeria nervosa adalah terhentinya menstruasi. Tanda-tanda dan gejala-gejala medis lain pada anorexia yaitu kulit kering, rambut dan kuku yang rapuh, sensitif terhadap dingin, masalah-masalah kardiovaskuler seperti tekanan darah rendah dan jantung.
Gangguan psikologis terkait
Gangguan kecemasan dan gangguan suasana perasaan sering muncul pada penderita anorexia. Salah satu gangguan kecemasan sering muncul bersama anorexia hádala gangguan obsesif-komplusif (OCP). Pada anorexia, pikiran-pikiran tidak menyenangkan itu difokuskan pada penambahan berat badan dan orang yang bersangkutan terlibat berbagai macam perilaku, yang sebagian bersifat ritualistik, untuk membuat dirinya terlepas dari pikiran-pikiran itu. Penyalahgunaan substansi juga biasa dijumpai pad anorexia nervosa dan merupakan penyebab kuat untuk mortalitas, terutama bunuh diri.
3. Gangguan makanberlebih (Binge Eating Disorder)
Binge Eating Disorder adalah pola makan yang melibatkan distress yang menginduksi bingeing yang tidak diikuti dengan perilaku purging. Gangguan ini dianggap sebagai kategori diagnostik baru. Saat ini binge eating disorder terdapat di dalam appendix DSM-IV-TR sebagai gangguan potensial baru yang membutuhkan studi lebih lanjut.
Castonguay dan kawan-kawan (Durand & Barlow, 2007) menyatakan bahwa bulimia dan binge eating disorder mestinya dapat digabungkan karena bingeing (konsumsi-biasanya makanan-berlebih) adalah merupakan fitur yang paling menonjol pada keduanya. Konsensus umumnya adalah sekitar 20% orang gemuk yang mengikuti program penurunan berat badan terlibat bingeing. Jumlahnya meningkat hingga hampir 50% di kalangan mereka yang akan mengalami batriatic surgery (operasi untuk mengoreksi obesitas berat atau obesitas yang tidak wajar).
Para pnderita bingeing eating disorder biasanya memiliki kerisauan tertentu mengenai bentuk dan berat badannya seperti halnya penderita bulimia dan anorexia. Selain itu juga, tampaknya sekitar 33% makan berlebihan cenderung meningkatkan ”bad mood” atau efek negatif. Orang-orang ini secara psikologis lebih terganggu dibandingkan dengan 67% yang mempresentasikan sub-tipe berdiet murni atau tidak menggunakan bingeing untuk mengatur suasana perasaannya.
4. Obesitas
Obesitas secara formal sebenarnya tidka dianggap sebagai sebuah gangguan makan di dalam DSM. Sebagai contoh, kurang dari 10% orang gemuk memenuhi kriteria gangguan psikologis seperti gangguan depresif berat, meskipun jumlah yang lebih besar mungkin memenuhi kriteria untuk gangguan distimia.
Sabagai contoh pula makan yang maladapive di kalangan orang-orang yang menampilkan gejala obesitas. Yang pertama adlah binge eating (makan berlebih) dan yang kedua adalah night eating syndrome (mengkonsumsi asupan harian yang ketiga atau lebih setelah makan malam dan bangun di tengah mlam paling tidak satu kali untuk mengkonsumsi kudapan berkalori tinggi. Individu-individu yang memiliki masalah ini tidak merasa lapar di pagi hari dan biasanya tidak pernah sarapan). Perlu dicatat pula, bahwa hanya sebagian kecil pasien obesitas yaitu 7-9% yang menunjukkan pola makan berlebih. Bla mereka menunjukkan gejla ini, penanganan untuk perilaku makan berlebihnya harus diintegrasikan dengan program penurunan berat badan.
Tidak semua orang yang terpaar lingkungan ini menjadi gemuk. Ada faktor genetis, fisiologis dan kepribadian yang ikut di dalamnya. Secara rata-rata kontribusi genetik mungkin hanya memiliki porsi yang lebih kecil dari penyebab obesitas dibanding faktor-faktor kultural, tetapi faktor genetis itu membantu menjelaskan mengapa sebagian menjadi gemuk dan sebagian lainnya tidak ketika terpapar lingkungan yang sama.
Penanganan terhadap obesitas di tingkat individual hanya dapat dibilang ”lumayan” sukses, dengan bukti efektifitas jangka pnjang yang sedikit lebih tinggi pada anak-anak dan remaja dibanding orang dewasa. Penanganan biasanya diorganisasikan dalam bentuk serangkaian langkah yang dimulai dari langkah yang paling tidak intrusif, tergantung sejauh mana obesitasnya. Langkah pertama biasanya berupa program penurunan berat badan yang diarahkan pada diri sendiri utnuk individu yang emiliki buku diet. Biasanya, popularitas diet-diet macam ini menglami pasang surut. Hasil yang umumnya terjadi adalah sebagian individu mungkin mampu menurunkan berat badannya dalam jangka pendek, tetapi seperti yang hampir sellau terjadi berat badannya kemudian akan naik lagi. Langkah selanjutnya adalah program self-help komersial, seperti Weight Watchers, Jenny Craigh dan program-program yang lainnya. Rogram-program ini memiliki suatu peluang yang lebih baik utnuk meraih kesuksesan, paling tidak jika dibandingkan dengan program-program self directed (mengatur diri sendiri). Yang paling sukses adlah program-program modifikasi perilaku diatur secara profesional terutama bila pasien mengikuti sesi-sesi maintenance secara priodic setahun setelah terjadinya penurunan berat badan pada wal penanganan (Perri dan kawan-kawan, 2001).
Terakhir, pendekatan melalui cara operasi untuk obesitas ekstrem yang disebut batriatic surgery (operasi batriatik) yaitu operasi yang dimaksudkan untuk membatasi asupan makan dan penyerapan kalori sebagai alternatif penanganan terakhir bagi orang-orang yang menglami obesitas ekstrem. Dan operasi ini hanya disarankan bagi individu yang obesitasnya sangat berat karena operasi ini bersifat permanen. Biasanya pasien harus memiliki satu atau lebih dari satu kondisi yang terkait dengan obesitas seperti penyakit jantung atau diabetes. Dikabanyakan operasi seperti ini, perut di stapler agar terbentuk kantung perut yang sangat kecil di dasar esophagus sehingga asupan makanan sangat terbatasi.
Penyebab gangguan makan
o Dimensi lingkungan sosial
Bagi para penderita gangguan makan, penekanan kultural dan sosial pada kerampingan menimbulkan ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri dan pre-okupasi pada makanan.
Beberapa faktor penyebab gangguan makan yang paling dramatis karena faktor sosial dan kultural yaitu:
 Budaya purging
Bagi sebagian besar pemuda barat, aktifitas purging seolah merupakan suatu trend yang harus diikuti oleh banyak pemuda sehingga kemudian menjadi suatu budaya.
 Anggapan bahwa ukurna tubuh sebagai penentu harga diri, kebahagiaan dan kesuksesan.
Bagi hamper semua kaum perempuan (di barat) yang hidup dalam status sosial kelas menengah ke atas, ukuran tubuh dan prosentasse lemak tubuh dianggap sebagai penentu harga diri, kebahagiaan, dn kesuksesan. Imperatif cultural bagi pencapaian kelangsingan tubuh secara langsung telah menghasilkan diet (langkah pertama yng sangat ebrbahaya) karena sering kali mengakibatkan seseorang dapat menderit bulimia dan anorexia.
 Acara-acara fashion show
Beberapa factor sosiokultural lain yang berpengaruh hebat untuk mendorong kaum perempuan menderita anorexia dan bulimia adalah antara lain disebabkan oleh melihat acara-acara fashion show atau kontes-kontes kecantikan sejenis Miss universe yang sangat identik dengan penampilan bentuk tubuh ang langisng.
 Peranan media komunikasi (cetak amupun elektronik)
Saat ini, pesan yang tersiar di media baik cetak maupun elektronik menyiratkan suatu dorongan bagi kaum perempuan untuk memiliki tubuh langsing. Livine & Smolak (Durand & Barlow, 2007) menyebutkan tentnag adanya fenomena “glorification of slender” (pengagung-agungan tubuh kerempeng) di majalah dan televisi, dimana sebagian besar perempuan yang ditampilkan lebih kurus dibandingkan rata-rata perempuan di Amerika. Sedangkan dewas ini, Brownel & Rodin mengatakan bahwa terjadi pusaran diet “the dieting maelstrom” dimana para professional kesehatan, media maupun industri diet dan mkanan memberikan andil di dalamnya.
 Pengaruh keluarga
Sejumlah peneliti mengemukakan bahwa keluarga “tipikal” seornag penderita anorexia adalah keluarga yang sukses, berkemauan keras, peduli pada penampilan luar dan sangat ingin untuk menjaga keharmonisan keluarganya serta sangat perfeksionis. Untuk pencapaian tersebut, dalam pola interaksi keluarga, terutama para ibu yang anak-anaknya mengalami gangguan makan biasanya bertindak pembawa pesan masyarakat yang menginginkan anak-anak perempuan mereka kurus dengan menerapkan program pembatasan makan secara berlebihan.
o Dimensi-dimensi Biologis
 Genetis.
Yang dimaksud kecenderungan genetic pada penderita gangguan makan yaitu kecenderungan utnuk meiliki control impuls yang buruk, ketidakstabilan emosi dan cirri-ciri perfeksionis. Sebagaimana kebanyakan gangguan psikologis lainnya, gangguan makan menjadi suatu hal yang seolah turun-temurun dalam sebuah keluarga dan diasumsikan memiliki komponen genetic. Perlu diketahui juga bahwa beberapa hasil studi-studi yang masih bersifat pendahuluan menunjukkan kemungkinan seseorang dari anggota keluarga perempuan pasien anorexia berisiko mengalami gangguan makan dengan jumlah empat sampai lima kali lebih tinggi disbanding populasi umum.
Konsensus yang muncul menyebutkan bahwa sumbangan genetik pada persamaan penyebab anorexia dan bulimia kira-kira adalah separuh (Klump, Kaye & Strober, 2001; Wade, Bulik, Neale & Kedler, 2000; dalam Durand & Barlow, 2007). Hsu (1990) juga berspekulasi bahwa ciri kepribadian non spsifik seperti ketidakstabilan emosi dan semisal pengendalian-pengendalian impuls yang buruk, kemungkinan bias diwariskan.
o Dimensi Psiologis
 Sikap Perfeksionisme
Sikap perfeksionisme yang diarahkan ke persepsi yang terdistorsi mengenai citra tubuh akan sangat efektif untuk menjadi stimulus yang mendorong seseorang mengalami gangguan makan.
 Kontrol diri
Kehilangan perasaan mampu mengontrol diri dan rasa percaya diri membuat self-esteem menjadi rendah.
• Penanganan gangguan makan
Penanganan untuk bulimia baru ada sejak tahun 1980an. Penanganan untuk anorexia telah ada sejak lama namun perkembangannnya sangatlah kurang. Bukti semakin banyak yang menunjukkan bahwa paling tidak satu atau mungkin dua penanganan psikologis dapat efektif, terutama untuk bulimia nervosa. Obat-obatan tertentu mungkin juga dapat membantu, meskipun bukti-buktinya tidak terlalu kuat.
1. Penangan melalui obat
Saai ini penanganan dengan obat masih belum terbukti efektif untuk anorexia nervosa meskipun sebuah studi kecil menunjukkan bahwa Prozac mungkin efektif untuk mencegah kekambuhan setelah berat badan normal kembali. Ada beberapa bukti bahwa obat mungkin efektif di sebagian kasus bulimia. Obat yang ada pada umumnya dianggap paling efektif untuk bulimia sama dengan obat anti depresan yang tebukti efektif untuk gangguan suasana perasaan dan gangguan kecemasan.
Food and Drug Administration pada tahun 1996 menyetujui Prozac sebagai obat efektif untuk gangguan makan. Efektivitasnya biasanya diukur berdasarkan berkurangnya frekuensi makan berlebih dan berdasarkan presentase pasien yang berhenti makan berlebih dan purging, paling tidak utnuk jangka waktu tertentu.
2. Penanganan psikologis
Penanganan psikologis diarahkan pada self-esteem pasien yang rendah dan kesulitan dalam mengembangkan identitas individual. Pola-pola interaksi dan komunikasi keluarga yang terganggu juga ditargetkan untuk penanganan. Tetapi, penanganan-penanganan itu sendiri tidak memiliki efektivitas seperti yang diharapkan oleh para klinis. Penanganan kognitif-behavioral jangka panjang menargetkan pada perilaku makan yag bermasalah dan sikap-sikap tentang arti penting dan signifikansi dari berat dan bentuk badan yang terkait dengan perilaku tersebut. Strategi-strategi ini sekarang menjadi penanganan pilihan untuk bulimia nervosa.
3. Bulimia Nervosa
Dalam pendekatan penanganan kognitif-behavioral yang dipelopori oleh Christopher Fairbun (1985) tahap pertamanya adalah mengajarkan kepada pasien tentang konsekuensi fisik dari makan berlebih dan purging, maupun ketidakefektifan memuntahkan makanan dan penyalahgunaan obat pencahar untuk mengontrol berat badan, dan efek-efke negatif dari diet itu juga dideskripsikan. Pada tahap selanjutnya terapi kognitif difokuskan pada mengubah pikiran dan sikap disfungsional tentang bentuk dan berat badan sera makan. Strategi coping untuk menolak impuls-impuls untuk makan berlebih dan purging juga dikembangkan, termasuk menatalaksanakan kegiatan-kegiatan yang membuat individu tidak menghabiskan waktunya sendirian setelah makan selama tahap-tahap awal penanganan (Fairburn, Marcus, Wilson, 1993; Wilson dan Pike, 2001)
Dalam sebuah studi yang cermat, Fairburn, Jones, Peveler, Hope dan O’Connor (1993) mengevaluasi tiga macam penanganan yang berbeda: yang pertama adalah Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) yang difokuskan pada pengubahan sikpa tentang berat badan dan bentuk badan. Yang kedua adalah Behavior Therapy (BT) yang difokuskan hanya pada pengubahan pada kebiasaan makan. Dan yang ketiga yaitu Interpersonal Psychoteraphy (IPT) yang difokuskan pada perbaikan fungsi interpersonal.
4. Anorexia Nervosa
Pada anorexia, tujuan pertama yang terpenting tentu saja adalah merestorasi berat badan pasien samapi ke titik yang setidaknya masih berada di dalam kisaran normal rendah (American Psychiatric Association, 1993). Restorasi berat badan mungkin adalah merupakan bagian yang termudah dari penanganan. Penanganan yang efektif untuk membatasi penderita anorexia serupa dengan yang digunakan untuk pasien bulimia nervosa.
Disamping itu juga, segala upaya telah dikerahkan untuk melibatkan pasien dalam menyelesaikan dua macam tujuan. Pertama, komunikasi negatif dan disfungsional dalam hal makanan dan makan harus dieliminasi dan makanan harus dibuat lebih terstruktur dan bersifat menguatkan usaha mengatasi masalah. Kedua, sikap terhadap bentuk tubuh dan distorsi citra tubuh didiskusikan dengan cukup panjang lebar di dalam sesi-sesi keluarga. Bila terapis tidak memberikan perhatian dan sikap-sikap ini, maka penderita anorexia mungkin seumur hidup akan menghadapi preokupasi yang terkait dengan berat dan bentuk badan dan penyesuaian sosial yang marjinal, dan harus sering dirawat di rumah sakit. Terapi keluarga terbukti lebih unggul dibandingkan dengan terapi individual.

Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Thursday, December 24, 2009

Rindu

Oleh: Agung Santosa

Tetes air mata mengalir sedih,
aku pun melamun dalam bayang sepi,
sungguh ku mengenal semua seifatmu
namun tak mampu ku ucapkan kata.

seakan ada cinta yang memikatku,
namun ku menangis dalam lamunanku,
ku yakin lamunanku hanya mimpi,
namun karena kau tlah pergi jauh.

kemana,
adanya,
cinta sucimu.

kemana,
adanya,
harapan pasti.

saat malam tiba langit pun tenggelam,
kala rasa hati berselimut besar,
kala ku ingin mencoba mengejar,
namun ku hanya mampu teriak.

Saturday, December 12, 2009

Kain kotor

Oleh: Agung Santosa

Gadis itu hanya tertutup sehelai kain tipis,
Hanya sebuah helai yang begitu transparan,
Sebuah helai layaknya biduan,

Tak seekor kumbang menolak biduan,
Tak seekor kumbang diam tanpa gejolak,
Tak juga kamu, tak jua dia,

Tanpa diam yang sejenak, merekalah seronok,
Menjijikkan layaknya sebuah helai kain kotor,
Tak layak dipandang, tak layak diperbincangkan,
Takkan pernah dibanggakan, takkan pernah jadi acuan,
Lagi-lagi hanya sebuah kain seronok,
Sebuah helai kain penuh noda dan kotoran.

Friday, December 11, 2009

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

Alamat : Jln. Perwakilan No 1 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Telp (0274) 773017


SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kulon Progo menerangkan bahwa:

Nama : Agung Santosa

NIM : 05402241026

Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran

Fakultas : Universitas Negeri Yogyakarta

Telah mengadakan penelitian pada:

Hari/tanggal : 11 Maret 2009 – 21 Mei 2009

Tempat : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kulon Progo

Judul : “REALISASI PENGANGKATAN GURU HONORER SD TAHUN FORMASI 2005-2007 OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KULON PROGO (Tinjauan Terhadap PP 48 tahun 2005)”

Skripsi tersebut dibawah bimbingan:

Nama : Drs. Ngadiran

Jabatan : Lektor Kepala

Demikian surat ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.


Kulon Progo, 21 Mei 2009

Kepala Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Kulon Progo

Drs. Djolistyo

NIP.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Wednesday, September 30, 2009

SKRIPSI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK “SADEWA” YOGYAKARTA

Oleh :
Triwiji Pratiwi
C/KP/VIII 04.05.1125


INTISARI

Senam hamil bukanlah suatu hal yang aneh dan luar biasa. Wanita-wanita di Negara maju sangat menyukai senam dan latihan fisik, baik selagi hamil maupun di luar kehamilan, untuk menjaga kondisi fisik dan mentalnya. Di Indonesia hal ini baru disadari oleh sekelompok masyarakat kota-kota besar. Latihan senam hamil yang diberikan di Rumah Sakit dan di rumah dalam waktu-waktu senggang secara teratur, akan dapat menuntun wanita hamil ke arah persalinan yang fisiologis. Prenatal care tidak dapat dilakukan sempurna apabila dalam penyelenggaraannya tidak disertai dengan persiapan mental dan fisik yang dapat diperoleh melalui senam hamil. Mengikuti latihan senam hamil secara teratur dan intensif, wanita dapat menjaga kesehatan tubuhnya dan janin yang dikandungnya secara optimal.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untul mengetahui hubungan antara pelaksanaan senam hamil dengan lama persalinan kala I pada ibu primigravida di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak “Sadewa” Yogyakarta. Jenis penelitiannya adalah non-eksperimental dengan menggunakan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada sejumlah 41 sampel dari 68 populasi. Alat analisis menggunakan korelasi Spearman Rho pada signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan senam hamil sebagian besar responden termasuk dalam kategori sering dan jarang, masing-masing sebesar 39%. Lama persalinan pada sebagian besar responden termasuk dalam kategori cepat, yaitu sebesar 48.8%. Ada hubungan yang signifikan anatara pelaksanaan senam hamil dengan lama persalinan, hasil analisis korelasi Spearman Rho sebesar 0,420 pada signifikansi 0.006, (sig. p < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika ibu semakin rajin melaksanakan senam hamil, maka semakin cepat pula dalam proses melahirkan. Kata kunci : Senam hamil, Lama persalinan, Primigravida

Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html


fau4wdzbgk

Monday, September 21, 2009

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

A. PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Praktik Pengalaman Lapangan memiliki visi untuk mengembangkan kemampuan profesional keguruan. Misinya adalah untuk pembentukan kemampuan mengajar khususnya mencakup pemahaman karakteristik siswa, kemampuan merancang pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, kemampuan mengembangkan media, strategi pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi.

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan diawali dengan pembekalan yaitu penjelasan tentang mekanisme kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan serta pengamatan video program pembelajaran di sekolah/lembaga. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari. Hal ini termasuk syarat untuk dapat mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu praktik pengajaran mikro (micro teaching) yang merupakan pelatihan tahap awal untuk aktualisasi kemampuan dasar mengajar, rasa percaya diri dan perwujudan jati diri seorang guru yang profesional.

Pengajaran mikro dilaksanakan di kampus, dibimbing oleh seorang dosen pembimbing yang dalam pelaksanaannya mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan anggota berkisar antara 8 – 10 mahasiswa. Model pembelajaran untuk pembelajaran mikro adalah peer teaching (mengajar teman sendiri). Jumlah latihan pengajaran mikro setiap mahasiswa minimal 8 kali atau disesuaikan dengan jumlah waktu pengajaran mikro.

Prosedur yang harus dilakukan untuk pengajaran mikro adalah mahasiswa membuat rencana pembelajaran dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta mempersiapkan media atau alat pembelajaran yang akan digunakan untuk praktik mengajar. Waktu yang digunakan untuk pengajaran mikro adalah 10 menit untuk masing-masing mahasiswa dalam mempraktikkan ketrampilan mengajar yang meliputi :

a. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran

b. Ketrampilan bertanya

c. Ketrampilan menjelaskan

d. Variasi stimulus-respon

e. Ilustrasi dan penggunaan contoh-contoh

f. Ketrampilan berkomunikasi

g. Interaksi pembelajaran

h. Memotivasi siswa

i. Ketrampilan mengelola kelas

j. Ketrampilan memberikan penguatan (reinforcement)

k. Ketrampilan menggunakan metode dan media pembelajaran

Kegiatan berikutnya adalah observasi yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus sampai 13 Agustus 2004. Kegiatan observasi dilaksanakan di SMK Negeri 7 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Gowongan Kidul Jt III/416 Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk mengenal dan mendapat gambaran proses pembelajaran dan dinamika kehidupan di sekolah. Hasil observasi ini dijadikan dasar untuk Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah tersebut.

Adapun hal-hal yang menjadi obyek pada observasi ini adalah :

Observasi Proses Belajar Mengajar :

1. Perangkat Proses Belajar Mengajar :

a. Satuan Pelajaran

b. Rencana Pelajaran

2. Proses Belajar Mengajar :

a. membuka pelajaran teknik motivasi

b. penyajian materi

c. metode

d. media

e. teknik bertanya

f. menanggapi siswa

g. bahasa

h. penampilan

i. penguasaan kelas

j. penggunaan waktu

k. pemberian tugas

l. cara dan bentuk evaluasi

m. menyimpulkan pelajaran

n. menutup pelajaran.

3. Karakteristik siswa :

a. perilaku siswa di dalam kelas

b. perilaku siswa di luar sekolah

c. perilaku siswa di ruang praktik.

Observasi Fisik :

1. Ruang Kepala Sekolah

Terdapat meja kursi tamu, meja kursi kerja, almari buku dan beberapa piala.

2. Ruang Guru

Terdapat whiteboard, meja kursi guru, locker.

3. Ruang kelas

Terdapat dua puluh satu (21) ruang kelas yang terdiri dari ruang kelas 1 (7 kelas), kelas 2 (7 kelas), kelas 3 (7 kelas).

4. Ruang Tata Usaha

Terdapat seperangkat meja kursi, komputer, almari arsip.

5. Laboratorium

Terdapat laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium mesin bisnis, laboratorium mesin ketik elektronik, dan laboratorium mesin ketik manual.

6. Ruang Perpustakaan

Terdapat meja kursi untuk petugas perpustakaan serta beberapa almari yang berisi berbagai macam buku.

7. Ruang Bimbingan dan Konseling

8. Ruang UKS

9. Ruang OSIS

10. Koperasi

11. Masjid

12. Ruang Satpam

13. Kamar mandi / WC

14. Kantin

15. Tempat parkir

16. Lapangan upacara dan olahraga

Observasi dilaksanakan selama 5 kali untuk tiap-tiap mahasiswa. Hasil observasi ini selanjutnya didiskusikan dalam kelompok bersama dengan dosen pembimbing pada tanggal 13 dan 14 Agustus 2004. Setiap mahasiswa melaporkan hasil observasinya sebanyak 2 kali yaitu observasi Proses Belajar Mengajar guru pembimbing dan observasi Proses Belajar Mengajar bukan guru pembimbing.

C. RANCANGAN KEGIATAN PPL

Sebelum praktik mengajar di kelas dilakukan, seorang guru harus mempersiapkan diri sebelum mengajar antara lain :

1. Persiapan fisik dan mental yang merupakan modal awal untuk tampil mengajar. Hal ini diperlukan untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam membimbing siswa dalam Proses Belajar Mengajar.

2. Analisis GBPP berguna untuk menentukan kesesuaian antara kemampuan siswa dengan materi yang akan diterima siswa.

3. Penyusunan Program Tahunan yang berisi tentang cakupan materi yang akan disampaikan dalam waktu belajar efektif selama satu tahun ajaran.

4. Penyusunan Program Semester yang berisi materi pelajaran yang akan disampaikan dalam waktu efektif belajar selama satu semester.

5. Pembuatan Satuan Pelajaran yang berisi tentang kompetensi, penentuan waktu, materi, kriteria unjuk kerja, strategi pembelajaran, alat/media/sarana pembelajaran, metode, penilaian, sumber belajar.

6. Pembuatan Rencana Pembelajaran yang merupakan rencana yang digunakan guru untuk setiap kali tampil mengajar dan merupakan penjabaran dari satuan pelajaran. Rencana pembelajaran meliputi kompetensi/topik, sub kompetensi/sub topik, kriteria unjuk kerja, waktu, alat/media/bahan, strategi pembelajaran, langkah /urutan kerja/kegiatan guru, interaksi siswa, indikator keberhasilan, soal, bukti fisik portofolio, hambatan selama PBM, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut.

7. Penguasaan Materi merupakan kompetensi seorang guru yang akan berguna untuk penentuan strategi pembelajaran.


BAB II

PELAKSANAAN

A. Praktik Mengajar

Pelaksanaan PPL dimulai pada tanggal 31 Agustus 2004 dan berakhir pada tanggal 12 Oktober 2004 bertempat di SMK Negeri 7 Yogyakarta. Sifat praktik di sekolah adalah aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya untuk menyiapkan mahasiswa agar memiliki kemampuan keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru atau tenaga kependidikan.

Praktik di sekolah bertujuan untuk melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman faktual tentang proses pembelajaran di sekolah. Selanjutnya dapat dipakai untuk bekal pengembangan diri sebagai guru atau tenaga kependidikan yang profesional, memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang diperlukan dalam profesinya.

Setelah segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan mengajar di kelas dilakukan maka mahasiswa siap untuk praktik mengajar di kelas sesuai jadwal yang telah disepakati antara mahasiswa dengan guru pembimbing yang meliputi praktik mengajar terbimbing dan praktik mengajar mandiri.

1. Praktik Mengajar Terbimbing

Praktik mengajar terbimbing merupakan kegiatan mengajar yang dilakukan mahasiswa dengan mempraktikkan kemampuan mengajar secara utuh dan terintegrasi pada pembelajaran mata pelajaran dengan bimbingan guru pembimbing.

Jadi selama tampil mengajar, mahasiswa didampingi oleh guru pembimbing yang bertujuan untuk memberikan pengarahan agar mahasiswa mengetahui kelemahannya sehingga diharapkan akan ada perbaikan pada penampilan selanjutnya. Praktik mengajar terbimbing dilakukan selama 3 kali tatap muka.

2. Praktik Mengajar Mandiri

Praktik mengajar mandiri dilakukan setelah latihan secara terbimbing. Bentuk praktik mengajar mandiri ada 2 yaitu:

a. Praktik atas penugasan guru pembimbing

Pada praktik ini tugas-tugas ditetapkan oleh guru pembimbing sedangkan cara pelaksanaannya diserahkan kepada mahasiswa sepenuhnya dan guru pembimbing memberikan supervisi secara intensif.

b. Praktik yang diprakarsai sendiri

Pada praktik ini mahasiswa sebagian besar dilepas dan diberi wewenang penuh untuk menetapkan sendiri tugas, pelaksanaan dan cara penilaiannya. Sedangkan guru pembimbing tetap memberikan bimbingan dan pengarahan maupun supervisi secara intensif dalam proses pelaksanaan praktik ini.

Untuk praktik mengajar mandiri ini dilaksanakan selama 10 kali tatap muka.

Dalam praktik mengajar baik terbimbing maupun mandiri ini mahasiswa mendapat tugas mengajar program diklat Siklus Akuntansi dengan guru pembimbing Drs. Suhartono. Untuk program diklat ini mahasiswa bertugas mengajar 2 kelas paralel yaitu kelas 1Pj1 dan kelas 1Pj2. Sesuai dengan kurikulum, materi yang harus diperoleh siswa kelompok bidang keahlian bisnis dan manajemen, tingkat I untuk program diklat Siklus Akuntansi pada bulan September-Oktober ini adalah materi dengan nomor kode C4 yaitu Mencatat transaksi ke dalam buku besar.

Sedangkan jadwal kegiatan mengajar adalah sebagai berikut :

Tanggal

Kelas

Jam

6 September 2004

1Pj1

6-8

10 September 2004

1Pj1

1-2

10 September 2004

1Pj2

3-5

17 September 2004

1Pj1

1-2

17 September 2004

1Pj2

3-5

18 September 2004

1Pj2

1-2

24 September 2004

1Pj1

1-2

24 September 2004

1Pj2

3-5

27 September 2004

1Pj1

6-8

1 Oktober 2004

1Pj1

1-2

1 Oktober 2004

1Pj2

3-5

2 Oktober 2004

1Pj2

1-2

Dalam setiap kali pertemuan mahasiswa praktikan menyajikan materi di depan kelas dan memiliki wewenang penuh sebagai seorang guru. Tahap penyajian materi yang dilakukan mahasiswa praktikan adalah sebagai berikut :

1. Membuka pelajaran meliputi :

a. Memberi salam dan kepedulian siswa.

b. Mengontrol kehadiran siswa

c. Mengkondisikan siswa untuk siap belajar

d. Memberi motivasi

e. Memberikan apersepsi

f. Menyampaikan topik yang akan disampaikan

2. Menyampaikan materi

Dalam penyampaian materi mahasiswa praktikan menggunakan beberapa metode pembelajaran antara lain :

a. Metode ceramah bervariasi

Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi yang memerlukan uraian atau penjelasan dan memuat konsep-konsep atau pengertian. Metode ini disertai dengan tanya jawab. Hal ini dilakukan agar siswa tidak pasif atau tidak memperhatikan penjelasan guru. Metode ceramah bervariasi ini juga dapat mendekatkan guru dengan siswa karena semakin aktif seorang siswa maka guru semakin hafal dengan nama siswa yang bersangkutan dan siswa juga terlatih untuk berani mengemukakan pendapat tanpa ada rasa takut.

b. Metode pemberian tugas

Metode ini digunakan untuk memperdalam pengetahuan siswa dan untuk meningkatkan ketrampialn siswa.

c. Metode latihan (drill)

Metode ini digunakan untuk mengasah kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal-soal. Metode ini lebih banyak digunakan oleh mahasiswa praktikan mengingat topik yang disampaikan memerlukan banyak latihan.

3. Menutup pelajaran

a. Membuat kesimpulan

b. Memberikan pengulangan untuk materi yang penting

c. Memberi tugas atau pekerjaan rumah

d. Memberi motivasi

e. Memberi pesan dan tindak lanjut

Setiap tahap penyajian mempunyai beberapa ketrampilan mengajar namun dalam setiap pertemuan pembelajaran tidak semua ketrampilan tersbeut harus muncul. Hal ini disebabkan bahwa tiap kali pertemuan menuntut perlakuan yang berbeda disesuaikan dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa yang berbeda – beda pula.

4. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk menilai keseluruhan hasil pelaksanaan proses belajar mengajar, keberhasilan penyampaian materi dan evaluasi daya serap siswa.

Selain melakukan praktik mengajar baik terbimbing maupun mandiri mahasiswa praktikan juga dilibatkan dalam kegiatan persekolahan. Lokasi yang menjadi tempat kegiatan persekolahan adalah ruang guru piket. Adapun tugas yang harus dilakukan mahasiswa praktikan adalah membantu guru piket. Tugas guru piket antara lain :

1. Menyiapkan presensi harian guru

2. Menulis jadwal mengajar guru

3. Memberi ijin siswa yang terlambat masuk atau meninggalkan sekolah

4. Mencatat siswa yang terlambat, meninggalkan mata diklat maupun yang tidak masuk sekaligus kemudian menghitung prosentase siswa yang terlambat, prosentase siswa yang meninggalkan mata diklat, maupun menghitung prosentase siswa yang tidak masuk.

5. Mengisi kelas yang gurunya berhalangan hadir.

Kegiatan lain yang mengikursertakan mahasiswa praktikan adalah kegiatan upacara bendera setiap hari Senin.

B. Analisis Hasil Pelaksanaan

Dalam kegiatan PPL ini masing-masing mahasiswa diwajibkan mengadakan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Bentuk evaluasi yang mahasiswa praktikan laksanakan berupa lisan dengan bertanya langsung kepada siswa maupun tertulis berupa latihan-latihan.

Dalam pelaksanaannya evaluasi dilakukan pada tiap-tiap pertemuan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Untuk tes tertulis digunakan bentuk tes uraian atau essai.

Evaluasi atau tes formatif dilakukan satu kali dengan bentuk soal uraian. Hasil yang diperoleh dari tes formatif adalah sebagai berikut :

1. Kelas 1Pj1

Hasil yang diperoleh 100% siswa mampu mengerjakan soal dengan baik berarti siswa mampu menerima materi atau daya serap siswa dalam menerima pelajaran cukup baik.

2. Kelas 1Pj2

Hasil yang diperoleh 100% siswa mampu mengerjakan soal dengan baik berarti siswa mampu menerima materi atau daya serap siswa dalam menerima pelajaran cukup baik.

Untuk perincian hasil evaluasi pada tiap kelas dapat dilihat lebih jelas pada lampiran.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan PPL dari masa pembekalan, observasi hingga praktik mengajar telah selesai dilakukan meskipun banyak terjadi kendala disana-sini. Hal ini semakin membuat mahasiswa dewasa dalam menghadapi berbagai masalah. Berdasarkan berbagai pengalaman tersebut dapat ditarik kesimpulan :

1. Kegiatan PPL sangat diperlukan bagi mahasiswa calon guru untuk membentuk jiwa dan mental sebagai guru yang profesional dan berakhlak mulia sehingga siap terjun di lapangan.

2. Mahasiswa akan mendapat banyak pengalaman yang nyata dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Dengan demikian mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori mengajar saja tetapi juga dapat mempraktikkan teori tersebut. Selain itu bisa mengembangkan bidang ilmu masing-masing mahasiswa.

3. Kegiatan belajar mengajar memerlukan sarana dan prasarana sekolah yang memadai yang akan menunjang prestasi belajar para siswanya.

4. Lingkungan fisik maupun sosial turut mempengaruhi iklim pendidikan di sekolah.

5. Karakteristik siswa yang berbeda-beda membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda pula sehingga guru dituntut untuk memahami hal tersebut.

6. Hubungan yang baik antara pihak sekolah, mahasiswa dan kampus sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan PPL.

B. Saran

1. Untuk UNY :

a. Agar dilakukan koordinasi yang baik dan terencana sebelum penerjunan mahasiswa ke lapangan baik dengan dosen pembimbing maupun dengan sekolah yang bersangkutan.

b. Agar dosen pembimbing ada jadwal monitoring dan jadwal bimbingan untuk pengesahan laporan.

c. Laporan sebaiknya dibuat setelah penarikan karena ada mahasiswa yang praktik mengajar dari mulai sampai berakhirnya PPL.

2. Untuk SMK Negeri 7 Yogyakarta :

a. Kedisplinan dan ketertiban sekolah sudah cukup baik tetapi perlu ditingkatkan karena masih ada beberapa siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah.

b. Agar berbagai sarana sekolah yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan sekolah.

c. Para guru perlu lebih mempererat hubungan baik dengan para siswa karena ternyata ada siswa yang belum mengenal gurunya.

d. Jadwal guru mengajar sebaiknya disertakan mata diklat yang diampu agar semua pihak yang membutuhkan bisa memahami dengan cepat dan jelas.



KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan di SMK Negeri 7 Yogyakarta.

Laporan ini disusun untuk memberikan informasi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan selama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Dalam penyelesaian Praktik Pengalaman Lapangan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Mursahid, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Yogyakarta.

2. Bapak M. Kastolani, BA, selaku Koordinator PPL SMK Negeri 7 Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Suhartono, selaku Guru Pembimbing yang telah membimbing penulis selama PPL di SMK Negeri 7 Yogyakarta.

4. Ibu Dra. Hj. Sumarsih, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing selama pembelajaran mikro.

5. Bapak/Ibu Guru dan seluruh staf yang telah memberikan respon yang baik selama kami PPL di SMK Negeri 7 Yogyakarta.

6. Siswa-siswi SMK Negeri 7 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam memperlancar pelaksanaan PPL.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral dan material yang tidak dapat penulis ungkapkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Oktober 2004

Penulis

ABSTRAK

Praktik Pengalaman Lapangan dilaksanakan di SMKN 7 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Gowongan Kidul Jt III/416 Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan dilaksanakan dari tanggal 31 Agustus (penerjunan) sampai dengan 12 Oktober 2004 (penarikan). Dari hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya yaitu tanggal 9 sampai dengan 13 Agustus 2004 diketahui bahwa proses belajar mengajar di SMKN 7 Yogyakarta berjalan dengan baik. Demikian pula dengan fasilitas yang dimiliki oleh SMKN 7 Yogyakarta sudah cukup memadai meskipun ada beberapa hal masih perlu dibenahi dan dimaksimalkan fungsinya.

Pada Praktik Pengalaman Lapangan ini mahasiswa praktikan mendapat tugas praktik mengajar di dua kelas paralel yaitu kelas 1Pj1 dan kelas 1Pj2 dengan mata diklat Siklus Akuntansi. Praktik mengajar dilakukan selama tiga belas (13) kali yaitu tanggal 6, 10, 17, 18, 24 dan 27 September 2004, 1 dan 2 Oktober 2004. Praktik mengajar terbimbing dilaksanakan tiga (3) kali dan praktik mengajar mandiri dilaksanakan sepuluh (10) kali.

Selain praktik mengajar mahasiswa praktikan juga mendapat tugas piket sebanyak 7 (tujuh) kali yaitu Rabu (1 September), Selasa (7 September), Rabu (15 September), Selasa (21 September), Selasa (28 September), Selasa (5 Oktober), dan Senin (11 Oktober). Mahasiswa praktikan juga wajib mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin.

Akhirnya mahasiswa praktikan wajib membuat laporan yang berisi tentang kegiatan selama Praktik Pengalaman Lapangan di SMKN 7 Yogyakarta. Laporan ini harus dikumpulkan sebelum penarikan dilakukan yaitu tanggal 12 Oktober 2004.


yk76fgw53m

Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html