Sunday, January 31, 2010

ADEGAN VII DI PASANGGRAHAN BULUPITU

Prabu Duryudono, Prabu Salya, Adipati Karna, Patih Harya Sengkuni, Raden Dursasana, Kurawa dan prajuritnya.

Patih Harya Sengkuni melaporkan bahwa Senopati Ngastina Harya Burisrawa dan pendampingnya Raden Windandini gugur di palagan.

Prabu Duryudana marah, segera memerintahkan prajurit-prajurit Kurawa untuk maju ke medan perang, semua prajurit ngastina berangkat ke Kurusetra bertemu dengan prajurit Pandawa, terjadilah peperangan.

Prajurit-prajurit dari Ngastina kalah akhirnya mundur.

TANCAP KAYON




Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

ADEGAN KE VI DI PASANGGRAHAN RANDHUWATANGAN

Prabu Matswapati, Prabu bathara Kresna, Prabu Puntadewa, Raden Harya Wrekudara, Raden Janaka, Raden Nakula, Raden Sadewa, prajurit-prajurit.

Prabu Matswapati Tanya kepada Raden Wrekudara bagaimana dalam menghadapi Prabu Partipa, Raden Wrekudara bilang bahwa Prabu Pratipa sudah gugur beserta gajahnya Kyai Jayamaruta. Belum nyampai selesai dalam berbicara, Patih Udakawara datang, melaporkan bahwa Ngastina sudah ada senopati lagi yaitu raden Harya Burisrawa dan Senopati Pendamping Raden Windandini.

Prabu Matswapati minta petunjuk kepada Prabu Kresna, siapa tandingannya, tiada lain adalah raden Harya Sencaki Romo Prabu. Sebetulnya Raden Harya Wrekudara tidak setuju bila Raden Harya Sencaki yang mnejadi tandingannya. Sebaiknya saya saja, karena yang sama-sama tingginya, perkasanya. Tetapi Bathara Kresna tetap menunjuk Raden Harya Sencaki, karena sebelumnya keduanya sudah ada perjanjian, bila Baratayuda terjadi akan saling ketemu sebagai tandingannya. Akhirnya Raden Wrekudara setuju tapi dengan satu syarat asalkan kuat menerima lemparan gada dari Raden Wrekudara.

Akhirnya antara Raden Wrekudara dengan Raden Harya Sencaki terjadi lempar-lemparan gada. Raden Harya Sencaki dinilai kuat menerima lemparan gada dari Harya Wrekudara dan kuat melempar, akhirnya Raden Harya Wrekudara setuju bila sebagai tandingannya Raden Burisrawa Raden Sencaki. Setelah minta do’a restu kepada Prabu Matswapati dan yang hadir, Raden Harya Sencaki segera berangkat ke medan perang.

Dari kejauhan sudah terdengar tantangan-tantangan dari prajurit-prajurit Ngastina, raden Janaka yang kadang masih lupa ingatannya, ketemu dengan Senopati Pendamping Raden Windandini, terjadi pertempuran, sama-sama kuatnya, tetapi Raden Janaka melepaskan Jemparing, gugurlah Raden Windandini.

Raden Sencaki sudah saling menyapa dengan Raden Harya Burisrawa. Sama-sama puasnya bisa ketemu untuk bertanding sesuai dengan janjinya.

Terjadi pertempuran sengit, Raden Sencaki semakin lama semakin menurun staminanya, kewalahan menghadapi keerkasaannya Raden Burisrawa.

Prabu Bathara Kresna melihat Adindan Raden Harya Sencaki kerepotan dalam menghadapi musuh, lalu memerintahkan kepada Raden Janaka supaya Njemparing rambut yang dipegangnya, tapi rambut yang dipegang sejajar dengan lehernya Raden Burisrawa.

Akhirnya Raden Janaka melepaskan jemparing pasopati, karena Raden Janaka kadang masih lupa ingatan, jemparing meleset kena pinggir tidak kena tengah-tengah, rambut tatas putus bablas mengenai bau Raden Burisrawa sampai timpal, maka tema ini juga disebut TIMPALAN.

Sesudah Raden Burisrawa kena pasopati, Raden Sencaki melepaskan jemparing kena lehernya Raden burisrawa sampai putus, akhirnya gugur di palagan Raden Burisrawa.

Raden Sencaki besar kepala karena bisa membunuh Raden Burisrawa akhirnya sombong tidak tahunya pada waktu Raden Sencaki kerepotan dalam perang telah dilepasi pasopati oleh Raden Janaka, yang membuat Raden Burisrawa lemah karena timpal baunya. Lalu Raden Sencaki mudah keluar dari cengkraman musuh akhirnya melepaskan jemparing sampai gugur Raden Burisrawa terkena lehernya. Padahal sebelumnya sudah mendapat perhatian dari Bathara Kresna, jangan sombong. Tetapi karena merasa menang dalam pertandingan melawan Raden Burisrawa, sampai tidak ingat kata welingnya Prabu Bathara Kresna jangan sombong.

Setelah tahu Raden Sencaki sombong Prabu Bathara Kresna mendekati dan menceritakan apa adanya tentang gugurnya Burisrawa. Raden Sencaki merasa malu, diam saja lalu pergi meninggalkan Prabu Bathara Kresna tanpa minta ijin.

Para prajurit dari Ngastina tahu yang tadinya Raden Burisrawa unggul dalam peperangan tapi baunya bisa timpal lalu pada bilang kalau Pandawa curang dalam peperangan.

Prabu Bathara Kresna mendengar berita bahwa pandawa curang dalam peperangan, akhirnya mendekati para Kurawa memberi keterangan bahwa timpalnya bau dari harya Burisrawa tidak ada unsure kesengajaan. Itu kena pasopati pada waktu Raden Janaka gladi melepas jemparing.

Prabu Salya marah akan membunuh para Pandawa, tetapi dihalang-halangi Patih Harya Sengkuni, supaya mundur melaporkan bahwa Raden Burisrawa gugur di medan perang.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Saturday, January 30, 2010

ADEGAN V ADEGAN PASANGGRAHAN BULUPITU

Prabu Duryudono, Pabu Sulya, Adipati Karna, Patih Harya Sengkuni, Harya Dursasana, Harya Burisrawa dan prajurit-prajurit.

Sesudah menerima laporan dari patih Harya Sengkuni kalau Senopati Ngastina Prabu Partipa gugur di tangan Raden Wrekudara dan Senopati Pendamping Raden Naranurwinda gugur di tangan Raden Janaka, Prabu Duryudana sangat sedih. Sampai lama Prabu Duryudana tidak bisa bicara, dalam hati bicara bahwa semakin lama Senopati Ngastina semakin sedikit, lalu nantinya bagaimana.

Supaya tidak kelihatan bahwa dalam hati khawatir maka Prabu Duryudana bicara dengan Prabu Salya, siapa lagi Paman Prabu yang akan dijadikan Senopati, Prabu Salya mengusulkan yaitu Raden Harya Burisrawa, apakah paman Prabu sudah rela bila Ananda Raden Burisrawa untuk tumbal Negari Ngastina. Prabu Salya rela bahwa Ananda Raden Burisrawa dijadikan Senopati, untuk Senopati Pendamping adalah RadenWindandini.

Akhirnya raden Burisrawa dan Raden windandini berangkat ke Palagan Tegal Kurusetro, Prajurit-prajurit Ngastina sebagai pangambyong.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

ADEGAN KE IV DI PASANGGRAHAN RANDHUWATANGAN

Prabu Matswapati, Prabu Bathara Kresna, Prabu Puntadewa, Raden Harya Wrekudara, Raden Nakula, Raden Sadewa, Dewi Wara Srikandhi, Raden Harya Sencaki beserta prajurit-prajurit.

Membicarakan gugurnya Raden Abimanyu yang dikeroyok oleh Prajurit-prajurit Ngastina.

Semua kelihatan sedih karena Raden Abimanyu yang sangat dicintai oleh para Pandawa.

Belum nyampai selesai pembicaraan, Ki Lurah Petrok Kantong Bolong datang dengan wajah keburu-buru, memberi kabar bahwa Ngastina sudah punya Senopati baru yaitu Prabu Partipa, yang sudah nyampai Tegal Kurusetro dengan naik Gajah Kyai Jakamaruta, Raden Wrekudara juga bilang bahwa Senopati pendamping Raden Naranurwinda sudah gugur lewat tangannya Raden Janaka, tetapi Raden Janaka Cuma diam saja, karena masih teringat Anandanya Raden Abimanyu.

Prabu Matswapati Tanya pada Bathara Kresna siapa sebagai tandingannya Prabu Partipa, yang menjadi tandingannya Raden Wrekudara, untuk Saudara Pandawa lainnya sebagai pendamping saja.

Raden Janaka berangkat duluan, bertemu dengan Prabu Partipa, terjadilah peperangan akhirnya Raden Janaka kagetak kontal jauh lalu ditangkap Raden Wrekudara, Raden Janaka disuruh istirahat, kemudian yang maju Raden Wrekudara setelah bertemu dengan musuh terjadilah peperangan, akhirnya Prabu Partipa beserta gajahnya gugur kena pusaka Gada Lukitasari.

Patih Haryo Sengkuni dan Haryo Salyo akhirnya lari ke Pakuwon Karangpandhan.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Friday, January 29, 2010

ADEGAN KE III DI PASANGGRAHAN RANDHUWATANGAN

Raden Wrkudara, Raden Janaka, Patih Gagak Bongkol beserta prajurit-prajuritnya.

Selama membicarakan gugurnya Raden Abimanyu, Raden Janaka lalu sering lupa ingatan, Raden Werkudara merasa kesulitan dalam menghibur Raden Janaka.

Tidak selang lama Padang Binorehan datang, memberi kabar bahwa musuh sudah datang, yaitu Senopati pendamping Raden Naranurwinda.

Raden Janaka setelah mendengar laporannya Padang Binorehan, langsung hilang lupa ingatannya, dengan hati berkobar-kobar segera menjumpai musuh diiringi Raden Wrekudara, Patih Gagk Bongkol dan prajurit-prajuritnya.

Setelah Raden Jenaka ketemu dengan Raden Naranurwinda terjadi peperangan, akhirnya Senopati pendamping Raden Naranurwinda gugur, prajurit-prajuritnya dari Ngastina mundur.

Raden Wrekudara, Raden janaka, berangkat ke Pasanggrahan Randhuwatanga.

GORO-GORO


Punokawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong setelah bersukaria segera menemui Bendoronya.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

ADEGAN KEDUA DI PASANGGRAHAN GLAGAHTINULU

Dewi Wara Srikandhi beserta Raden Harya Sencaki, Patih Udowo dan prajurit-prajurit, dalam pertemuannya membicarakan gugurnya Raden Abimanyu, karena telah dikeroyok Kurawa beserta prajurit-prajuritnya pakai senjata bermacam-macam yang membuat Raden abimanyu luka parah.

Dewi Wara Srikandhi sangat-sangat marah seakan-akan mau membakar negara Hastina. Sedangkan Raden Harya Sencaki secepatnya ingin membalas gugurnya Ananda Raden Abimanyu.

Pembicaraan belum nyampai selesai, Emban Druwajaya datang, memberi kabar bahwa Prajurit Ngastina datang mengamuk di Pasanggrahan Glagahtinulu.

Dewi Wara Srikandhi, Raden Sencaki, Patih Udawa dan prajurit-prajuritnya segera berangkat menjumpainya. Setelah ketemu dengan musuh, terjadi peperangan, Raden Sencaki dengan gigihnya menghadapi musuh, sehingga para Prajurit Ngastina mundur.

Dewi Wara Srikandhi, Raden Sencaki dan Patih Udawa setelah bisa mematahkan Prajurit Ngastina segera pergi ke Pasanggrahan Randhuwatangan.




Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Thursday, January 28, 2010

CERITA PEWAYANGAN (PERISTIWA GUGUR ATAU TIMPALAN TEMA BARATAYUDA YANG KE 5)

ADEGAN PERTAMA

DI PASANGGRAHAN BULUPITU

Prabu Duryudono beserta Prabu Salya, Adiapati Karna, Harya Sengkuni, Pandhita Durna, Kurawa dan prajurit-prajuritnya.

Semua yang hadir di bulupitu merasa sedih karena meninggalnya Raden Sarajakusuma dan Tumenggung Jayajatra.

Prabu Duryudana berbicara kepada Prabu Salya, bagaimana sebaiknya ayahanda prabu, para gegedugnya ngastina sudah banyak yang gugur di tengah-tengah medan pertempuran.

Sekarang siapa yang akan dinobatkan menjadi senopati, ayahanda prabu.

Prabu Salya MENGUSULKAN Prabu Partipa sebagai senopatui sednagkan pendampingnya Naranurwinda.

Prabu Duryudana setuju, langsung memerintahkan Prabu Partipa dan Naranurwinda dipanggil.

Prabu Partipa dan Naranurwinda kelihatan gembira dinobatkan sebagai sebagai senopati dan pendamping senopati, segera minta do’a restu untuk maju ke palagan di Tegal Kurusetro, Prabu Duryudana tidak segan-segan memberi do’a restu, Prabu Partipa dan Nuaranurwinda segera berangkat.Senopati Prabu Partipa naik Gajah Kyahi Jakamaruta dengan pendamping Naranurwinda serta Kurawa.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Wednesday, January 27, 2010

SKRIPSI MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN SISWA KELAS X

PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

SMK NEGERI 1 DEPOK

Oleh:

Adi Widinanto W.

NIM 05402241042

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Depok dalam mata pelajaran Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan.

Penelitian ini adalah penelitian Ex post facto, populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Negeri 1 Depok yang berjumlah 71 siswa. Pengumpulan data motivasi belajar dan pemanfaatan sumber belajar dilakukan dengan metode angket sedangkan data prestasi belajar diperoleh dari data sekunder nilai ulangan mata diklat Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. Uji coba instrumen dilaksanakan pada 30 siswa Kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Negeri 1 Tempel. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar atau pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar digunakan teknik analisis korelasi Product Moment. Sedangkan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dan pemanfaatan sumber belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar digunakan teknik analisis korelasi ganda yang dilanjutkan dengan analisis regresi ganda. Tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan siswa Kelas X SMK Negeri 1 Depok yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,756; (2) terdapat hubungan positif antara pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan siswa Kelas X SMK Negeri 1 Depok yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,743; (3) terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan pemanfaatan sumber belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan siswa Kelas X SMK Negeri 1 Depok ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) 0,793 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,628; ini berarti 62,8% prestasi belajar dijelaskan oleh motivasi belajar dan pemanfaatan sumber belajar; sedangkan 37,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Selain itu variabel Motivasi belajar memberikan sumbangan lebih besar sebesar 0,756 dibanding variabel pemanfaatan sumber belajar sebesar 0,743.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Tuesday, January 26, 2010

Konperensi Pendidikan Islam

Konperensi Dunia Islam, tentang Pendidikan Islam secara resmi telah diselenggarakan sebanyak 4 kali. Pertama kali diadakan di Mekah tahun 1977, kedua tahun 1980 di Islamabad, di Dhaka tahun 19821 dan di Jakarta tahun 1982.

Dalam konperensi yang diadakan di Mekah tahun 1977 itu telah disepakati bahwa: Pendidikan islam seharunya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui latihan, semangat, intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh. Kesadaran turut membangkitkan dunia islam agar mampu menyajikan konsep pendidikan yang murni islam. Seperti dikemukakan: “Perencanaan pendidikan didasarkan pada klasifikasi pengetahuan dalam dua kategori (a) pengetahuan “abadi” yang berasal dari Qur’an dan Sunnah dan (b) pengetahuan “yang dipelajari” yang rentan terhadap pertumbuhan kualitatif dan kuantitatif.

Al Ghazali telah mengemukakan pemikiran mereka tentang pembagian ilmu menjadi (1) ilmu abadi yang bersumber dari wahyu dan (2) ilmu yang diperoleh dari usaha manusia. Konperensi dunia tentang pendidikan islam tersebut dititik beratkan ke usaha untuk mengembalikan sistem pendidikan ke sumber filsafat pendidikan islam secara murni dan sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman modern.

a. Pendidikan Konsep Islami dan Masyarakat Modern

Pemikiran mengenai konsep pendidikan yang didasarkan pada konsep ajaran islam dinilai sebagai suatu yang perlu diupayakan. Tepatnya, usaha untuk menemukan pemikiran tentang pendidikan yang cocok dengan kehidupan masyarakat modern yang memuat nilai-nilai islam.

Dasar pemikiran berasal dari keberadaan manusia sebagai obyek dsn subyek pendidikan itu sendiri. Eksistensi manusia adalah sebagai makhluk ciptaan dan khalifat Allah di muka bumi. Penciptaan manusia oleh Allah SWT ditujukan agar manusia secara sadar untuk mematuhi misi utamanya yaitu mengabdi hanya kepada Allah SWT sebagai yang maha pencipta.

Hubungan antara fungsi manusia sebagai ciptaan dan misi yang diembannya selaku khalifat Allah, merupakan rangkaian bentuk pengabdian manusia kepada penciptaannya. Adapun pedoman dalam pengembangan dan peningkatan potensi yang dapat dikembangkan terangkum dalam petunjuk Allah SWT yang termuat dalam al Qur’an. Sedangkan penerapan pedoman itu adalah berbentuk bimbingan Rosul Allah. Menurut konsep ajaran, jika manusia mematuhi ketentuan pedoman wahyu dan Rosul Allah SAW itu secara jujur dan ikhlas maka ia akan timbul menjadi manusia yang seimbang dan sejalan dengan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pemikiran itu pula, maka dalam konsep pendidikan yang dikemukakan ditujukan untuk memadukan hakekat penciptaan manusia dengan misi halifat yang dibebankan kepadanya. Pendidikan seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan latihan spiritual, intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia.

Selanjutnya pemikiran tentang pendidikan ini dikaitkan pula dengan dasar pemikiran hubungan antara konsep islam tentang manusia dan metafisika pendidikan. Dalam pembahasan tentang hubungan tersebut dikemukakan 5 dasar yaitu

1. Konsep islam mengenai manusia merupakan konsep yang lengkap.

2. Karena pengetahuan merupakan sumber kemajuan dan pengembangan potensi.

3. Penguasaan ilmu pengetahuan ditujukan pada pemikiran keahlian intelektual yang dapat digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan yang seimbang secara utuh.

4. Pertumbuhan pikiran dan kemampuan anak didik menjadi pertimbangan dalam perencanaan kurikulum dan mata pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing.

5. Pengembangan kepribadian dilihat dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan serta hubungan manusia dengan alam. Berdasarkan adanya hubungan tersebut maka dalam pengorganisasian disiplin ilmu dan kurikulum akan diperhatikan berdasarkan:

a. Kerangka acuan menusia sebagai individu, manusia sebagai makhluk sosial serta makhluk yang harus hidup secara harmoni dengan alam sekitar.

b. Pandangan bahwa kepribadian manusia merupakan kepribadian yang kolektif yang eksistensinya dipandang sebagai kesatuan yang alamiah diatur serta dipersiapkan oleh hubungannya dengan Tuhan.

c. Pemantapan hirarki pengetahuan dengan emnempatkan prioritas tertinggi pada pengetahuan spiritual.

d. Pengetahuan spiritual yang menjadi sumber moralitas yang berfungsi sebagai pengatur perilaku manusia secara individu maupun kolektif adalah merupakan nilai-nilai universal bagi pencapaian kemajuan material.

e. Pengetahuan spiritual membawahi pengetahuan intelektual dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan kepentingan pengembangan potensi manusia.

f. Keyakinan dan etika merupakan awal dari pengetahuan spiritual yang harus ditanamkan kepada anak-anak sejak tahap awal perkembangan

b. Modernisasi dan Masyarakat Muslim

Di era keemasan negara islam diakui sebagai negara adi kuasa. Dalam keudukan itu masyarakat muslim mampu membentuk dan membina tatanan sosial yang berdasarkan pada konsep ajaran islam. Masyarakat muslim berada dalam posisi lemah dalam berbagai bidang kehidupan. Tetapi masyarakat muslim merasa pernah jaya, berupaya untuk mengembalikan hegemoni yang telah hilang. Namun kenyataan yang mereka hadapi adalah bahwa pengaruh peradaban Barat telah menguasai pola kehidupan masyarakat itu sendiri. Kemajuan teknologi sebagai inti dari peradaban Barat dalam berbagai aspek ternyata bergerak pada jalur yang cenderung mengabaikan nilai-nilai asasinya. Tatanan kehidupan yang diciptakan oleh peradaban Barat dan diwariskan kepada masyarakat muslim melalui politik kolonialnya, bagaimanapun berbeda dengan pandangan hidup yang mereka miliki.

Untuk membentuk suatu peradaban yang dimulai dari titik nol jelas sudah tidak mungkin. Sebab dalam kehidupan modern, yang oleh perkembangan teknologi demikian pesatnya, masyarakat dunia berada dalam suatu masyarakat yang global. Problema yang dihadapi masyarakat muslim tampaknya jauh lebih kompleks daripada hanya masalah mengenai usaha menggantikan konsep-konsep sekularis dengan konsep islam yang bersumber dari al Qur’an dan al Sunnah.

Dari beberapa cendekiawan muslim mengasumsikan bahwa masyarakat muslim masih menerima supremasi al Qur’an dan al Sunnah, walaupun mungkin tidak mematuhinya secara ketat. Masyarakat muslim juga tetap membutuhkan Tuhan dan Nabi-nya. Karenanya konsep pendidikan islam perlu ditafsirkan dan dilaksanakan dalam konteks kehidupan modern.

c. Kurikulum Pendidikan Islam

Pendidikan islam menurut Ali Ashraf adalah aktivitas yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan individu secara utuh. Sejalan dengan tujuan pendidikan islam yang telah dirumuskan dalam konperensi di Mekah tahun 1977 itu, maka dalam kurikulum baru atas dasar pemikiran klasifikasi ilmu pengetahuan menurut konsep islam. Ditegaskan bahwa perencanaan pendidikan didasarkan pada klasifikasi: (1) pengetahuan abadi dan (2) pengetahuan yang dipeajari.

Adapun kurikulum dimaksudkan sebagai keseluruhan program kerja di institusi pendidikan. Dengan demikian kurikulum merupakan alat yang penting bagi pendidikan, karena ia mencakup segala yang berhubungan dengan desain gedung sekolah, perencanaan anggaran, jenis serta sifat kerjasama yang diperlukan rumah dan sekolah.

Klasifikasi ilmu pengetahuan yang dikenal dalam dunia pendidikan Barat berasal dari pemikiran filsafat Yunani. Atas dasar pemikiran itu pengetahuan diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu (1) ilmu pengetahuan kealaman (natural science), (2) ilmu-ilmu sosial (social sciences) dan (3) humaniora.

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut pendekatan filsafat pendidikan islam dibagi menjadi (1) ilmu bersumber dari wahyu (naqliyah); dan (2) ilmu berdasar nalar (aqliah). Perkembangan ilmu pengetahuan yang melahirkan teknologi modern, diklaim leh Barat sebagai peradaban yang berakar dari pemikiran filsafat Yunani (walaupun tidak sepenuhnya benar). Klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan pendekatan filsafat pendidikan islam senantiasa mengacu kepada norma-norma yang abadi.

Alasan dan pandangan yang menjadi dasar pemikiran para ahli pendidikan islam menetapkan bahwa ilmu pengetahuan tak mungkin dilepaskan kaitannya dengan agama. Adanya pendekatan yang berbeda antara filsafat pendidikan Barat dan filsafat pendidikan islam (religius), menyebabkan kedua pendekatan tersebut tak mungkin dipertemukan.

Tuntutan konperensi dunia tentang pendidikan muslim mengarah kepada pendekatan baru yaitu menciptakan dasar pemikiran islam dalam semua cabang-cabang ilmu pengetahuan modern. Sebaliknya dengan mengislamisasikan konsep-konsep Barat yang diklaim berakar dari pemikiran filsafat Yunani, walaupun dengan cara terseleksi masih dijumpai beberapa kendala. Ditegaskan dalam konperensi bahwa dalam merumuskan kurikulum norma agama perlu dijadikan dasar dalam menafsirkan pengetahuan modern dari sudut pandang islam. Diantara hasil yang dicapai, yang dinilai sebagai puncak keberhasilan konperensi adalah lahirnya kesepakatan bersama, rasa senasib sepenanggungan antar sesame negara peserta.

d. Pengembangan Buku Teks

Buku teks adalah buku yang berisi bahan untuk dipelajari secara terinci oleh pelajar dirumah dan disekolah, maktab dan universitas. Buku ini diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam konperensi pertama. Namun ternyata penyusunan buku-buku teks seperti yang diharapkan dihadapkan pada sejumlah masalah. Diantara kendala tersebut mencakup masalah yang berkaitan dengan kondisi masyarakat muslim itu sendiri seperti politis, filosofis, penyusunan konsep, metodologis dan penyusunan program kerja.

a. Kendala yang bersifat politik

Latar belakang sejarah yang cukup panjang ikut melahirkan tokoh-tokoh nasional, intelektual, maupun pemuka masyarakat. Upaya untuk mengadakan buku-buku teks setidaknya akan dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit. Di satu pihak diperlukan buku-buku teks yang sesuai dengan keperluan sistem pendidikan islam yang dirancang, tetapi dipihak lain upaya tersebut memerlukan sejumlah tenaga ahli yang memiliki kepekaan terhadap kepentingan tugas-tugas itu. Padahal dalam skala nasional kemampuan seperti itu masih dievaluasi oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan Barat.

b. Kendala yang bersifat filosofis

Dengan sistem pendidikan nasional, masyarakat muslim seakan kehilangan daya kritik terhadap nilai-nilai sekuler yang menjadi muatan inti pendidikan dimaksud. Sepintas tampaknya sistem pendidikan nasional di negara-negara muslim memiliki otonomisasi yang sama sekali terlepa dari pengaruh pendidikan Barat.

Kemajuan teknologi Barat yang masih dinilai sebagai mercusuar peradaban modern, ternyata tak dapat dipisahkan dari tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Sebagai imbasnya maka kurikulum pendidikan Barat hampir tak mungkin ditinggalkan dalam penyusunan kurikulum pendidikan nasional di negara-negara muslim. Padahal sudut pandang antara keduanya berbeda. Lebih jauh, kesiapan para ahli pendidikan untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan filsafat pendidikan berdasarkan konsep ajaran islam.

c. Kendala konseptualisasi

Menurut pandangan filsafat pendidikan islam, ilmu pengetahuan dipandang dari kriteria-kriteria pengetahuan yang diwahyukan (naqli) dan pengetahuan yang diperoleh (aqli). Secara konseptual, penyusunan kurikulum buku-buku teks dari kriteria ilmu pengetahuan naqli dan aqli.

d. Langkah-langkah yang diprogramkan

Suatu langkah yang dinilai realis dan praktis telah disusun melalui upaya bertahap yaitu dalam jangka pendek dan jangka panjang. Proyek jangka pendek meliputi: (1) penyusunan konsep dasar dan buku-buku teks; (2) menyusun kurikulum sekolah menengah dan madrasah; (3) memasukkan filsafat islam ke sekolah menengah dan madrasah; (4) mempersiapkan kursus literatur asing yang elementer dan kebudayaan muslim. Sedangkan proyek jangka panjang meliputi: (1) riset konseptual dan produksi buku-buku teks filsafat islam; (2) revisi buku-buku teks dan silabus universitas agar sesuai dengan konsep pendidikan islam; (3) menganalisis buku teks dan silabus pendidikan nasional setiap negara muslim dan memberi ciri-ciri keislaman didalam modifikasi dan perubahannya; (4) mempersiapkan antologi bahan bacaan; (5) memasukkan filsafat islam pada tingkat pendidikan tinggi.

Dari penyelenggaraan konferensi dunia pendidikan islam tersebut boleh dikatakan sudah dikemukakan dan dirumuskan pemikiran tentang filsafat pendidikan islam yang diselaraskan dengan kebutuhan masyarakat muslim terhadap pendidikan islam di zaman modern.




Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Monday, January 25, 2010

Islma’il Raj’I al Faruqi

Al Faruqi dilahirkan di Yaifa (Palestina) pada 1 Januari 1921. Latar pendidikan al Faruqi adalah pendidikan Barat. Dalam pendidikannya ia mendapat gelar Master dari Indiana University serta Harvard University dalam bidang filsafat. Kemudian ia memperoleh gelar dokter dari Indiana University. Karir kepegawaian al Faruqi diawali dari pegawi pemerintah di Palestina dan karir akademik diawali sebagai dosen di Mc. Gill University (Kanada) tahun 1959.

Sebagai ilmuwan, al Faruqi dikenal cukup produktif. Ia telah menulis sekitar 20 buku dan 100 artikel. Diantara buku-bukunya yang penting adalah Christian Ethics, An Historycal Atlas of Regions of The World, Trialogue of Abrahamic Faith dan The Cultural Atlas of Islam.

Menurut pandangan al Faruqi umat islam sekarang berada dalam keadaan yang lemah. Kemerosotan muslim dalam zaman kemunduran menyebabkan kebodohan. Zaman dalam kemunduran berbagai bidang kehidupan termasuk bidang ekonomi telah menempatkan umat islam berada dianak tangga bangsa-bangsa yang terbawah.

Adalah suatu kenyataan sejarah yang sulit untuk dipungkiri bahwa walaupun umat islam telah sejak dua abad lampau memasuki abad modern dalam sejarahnya dengan mengumandangkan pembaharuan di segala bidang namun keadaan umat ini sampai sekarang masih saja berada dalam kondisi tidak menggembirakan. Bahkan dari segi pendidikan, menurut Isma’il Raj’I al Faruqi, umat islam berada dalam keadaan terpuruk (Isma’il Raj’I al Faruqi 1984: 12)

Dunia pendidikan islam telah banyak dipengaruhi oleh berbagai etika, hingga memberi dampak negatif terhadap sistem pendidikan dan kehidupan umat islam. Keadaan ini menurut pandangan al Faruqi mempercepat timbulnya dualisme dalam sistem pendidikan dan kehidupan umat islam. Secara keseluruhan Ismail Raj’i al Faruqi melihat bahwa umat islam mengalami suatu masa malaise. Al Faruqi melihat kemajuan yang dicapai umat islam bukan sebagai kemajuan oleh ajaran agamanya. Kemajuan yang mereka capai hanya merupakan kemajuan yang semu. Disatu pihak umat islam telah berkenalan dengan peradaban Barat modern, tetapi dipihak lain mereka kehilangan pijakan yang kokoh yaitu pedoman hidup yang bersumber dari moral agama. Pandangan yang dualisme menjadi penyebab dari kemunduran yang dialami oleh umat islam, bahkan sudah mencapai tingkat serius yang disebutnya sebagai mataisme.

Gejala dualisme itu akan menjadi kian parah, terutama westernisasi yang terjadi telah menembus ke bidang akademis. Gejala ini oleh al Faruqi disebut sebagai the black of vision, kehilangan yang jelas tentang sesuatu yang harus diperjuangkan sampai berhasil. Untuk menghilangkan gejala ini menurut al Faruqi adalah melalui pendidikan. Gejala yang dinilai al Faruqi sebagai kehilangan visi dikalangan umat islam tersebut adalah krisis mentalitas muslim dewasa ini. Dalam konteks ini tampaknya al Faruqi melihat pentingnya untuk mengembalikan visi keislaman umat melalui jalur yang serasi dengan zaman dan agama yang intinya adalah tauhid. Tauhid sebagai esensi dan inti dari ajaran islam, menurut al Faruqi adalah merupakan pandangan umum reliatas, kebenaran, ruang dan waktu, serta sejarah dan nasib manusia.

Ia menyatakan bahwa dalam ekonomi, manusia hanya mempunyai hak pakai (guna) terhadap harta benda. Sedangkan hak mutlak berada pada Allah SWT. Demikian pula dalam bidang politik, kekuasaan tertinggi berada di tangan Allah sebagai penguasa sejagat. Dengan demikian kehidupan manusia di dunia ini harus didasarkan pada ajaran moral ketuhanan yang menurut tanggungjawab terhadap alam, terhadap diri sendiri dan masyarakat (responsibility to nature, to one self and to society) tegas al Faruqi (ibid). Tauhid sebagai esensi pengalaman agama dalam diri seorang muslim akan memberi pemahaman bahwa dalam pandangannya realita ada dalam dua tata order yang terpisah yaitu yang natural dan trancedent. Esensi pengalaman agama atas dasar tauhid ini adalah merupakan realisasi bahwa kehidupan tidaklah sia-sia (al Faruqi 1985:30).

Al Faruqi berkesimpulan bahwa ilmu-ilmu sosial model Barat memiliki kelemahan metodologi yang cukup mendasar. Karena itu dengan pandangan hidup umat islam yang sangat berbeda dari masyarakat Barat, masyarakat islam harus kembali ke pandangan hidup yang bersumber dari sejarah tauhid.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Muhammad Abduh (1849-1905)

Muhammad Abduh dilahirkan tahun 1849 (1266 H) disalah satu desa di Delta Mesir bagian hilir. Muhammad Abduh sejak kecil diketahui sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Menyadari akan potensi yang dimiliki oleh Muhammad Abduh maka pamannya Syekh Darwis berusaha membimbingnya ke kota Thanta tahun 1865. Kemudian ia melanjutkan pelajarannya di Al Ahzar dan menamatkan pelajarannya tahun 1877. Disinilah ia memperoleh pengalaman yang berkesan dari gurunya. Dan Muhammad Abduh sempat berkenalan dan menjadi murid Jamal al Din al Afghani. Dari tokoh ini ia mempelajari filsafat. Kemampuan intelektual Muhammad Abduh kian tampak dan ia giat menulis harian al Ahram sejak awal didirikan (Harun Nasution: 61).

Pengalaman yang diperolehnya mendorong Muhammad Abduh untuk mengabdi dirinya pada bidang pendidikan. Dalam penyelenggara pendidikannya, Muhammad Abduh melakukan penataan dalam bidang keuangan administrasi, kurikulum dan sarana-sarana kependidikan. Dalam kurikulum pendidikannya Muhammad Abduh memasukkan materi pelajaran yang berbeda dari kurikulum al Ahzar maupun sekolah-sekolah islam lainnya pada waktu itu. Pembaharuan pendidikan yang ia lakukan mula-mula ia terapkan di al Ahzar, kemudian sejumlah institusi pendidikan lainnya. Harapannya dengan mengadakan pembaharuannya melalui al Ahzar maka pendidikan di dunia islam akan mengikutinya. Dan kegiatan itu dilakukan sekitar tahun 1985 di Mesir, sayangnya karena kepentingan politik, Abbas Hilmi yang menjadi penguasa Mesir ketika itu mengubah pendiriannya hingga Usaha Muhammad Abbas kandas. Hubungan Muhammad Abduh dengan al Azhar kemudian putus, tetapi ide pembaharuannya tetap ia kembangkan melalui tulisan di al Urwat al Wusqa bekerjasama dengan Jamal al Din al Afghani. Dalam tulisannya ia menyatakan bahwa sebab-sebab kemunduran islam adalah karena paham Jumud (statis, beku dan tidak ada perubaha). Paham tersebut menurutnya dimasukkan oleh orang-orang non Arab yang kemudian berhasil memegang puncak kekuasaan politik di dunia islam. Hal itu mempengaruhi masuknya adat istiadat serta paham animistis ke dunia islam hingga ikut mempengaruhi umat islam.

Selanjutnya Muhammad Abduh melihat bahwa pengaruh masuknya unsur-unsur luar itu ikut mempengaruhi pandangan para ulama waktu itu. Kepatuhan kepada ulama dan sikap ulama yang berlebihan mendorong munculnya sikap taqlid buta, tawakal tanpa disertai usaha. Menurut Muhammad Abduh gejala seperti itulah yang membuat umat islam menyeleweng jauh dari ajaran agama yang sebenarnya. Ia menyebut sebagai bid’ah yang harus dihilangkan.

Umat kata Abduh, harus kembali ajaran-ajaran islam semula yaitu dikembalikan seperti ajaran yang pernah dilakukan di zaman salaf, para sahabat dan ulama besar. Ia berpendapat bahwa keadaan umat islam dewasa ini telah berubah dari keadaan umat islam masa lampau. Menurut pandangan Abduh, islam adalah agama yang rasional, dengan membuka pintu ijtihad maka kebangunan akal akan dapat ditingkatkan dan ilmu pengetahuan harus dimajukan. Karena jika islam ditafsirkan sebaik-baiknya dan dipahami secara benar, tak satupun ajaran islam yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Sedangkan akal adalah salah satu dari potensi manusia, dan islam sangat menganjurkan untuk menggunakan akal itu. Iman tidak menjelaskan hal-hal yang bertentangan dengan akal. Karena itu, jika secara lahiriah ayat tampak bertentangan dengan akal maka harus dicari interpretasi yang membuat ayat tersebut sejalan dengan pendapat akal, menurut Muhammad Abduh.

Muhammad Abduh berkesimpulan bahwa kekuatan akal menjadi dasar peradaban dari satu bangsa. Meningkatkan penggunaan akal akan mendorong manusia mencapai kemajuan. Karena itu usaha yang paling tepat untuk memajukan umat islam sebagai negara terjajah adalah melalui pendidikan. Hanya dengan pendidikan itu pula umat islam diperkirakan mampu mengejar kemajuan bersaing dengan bangsa Barat.

Muhammad Abduh dilahirkan tahun 1849 (1266 H) disalah satu desa di Delta Mesir bagian hilir. Muhammad Abduh sejak kecil diketahui sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Menyadari akan potensi yang dimiliki oleh Muhammad Abduh maka pamannya Syekh Darwis berusaha membimbingnya ke kota Thanta tahun 1865. Kemudian ia melanjutkan pelajarannya di Al Ahzar dan menamatkan pelajarannya tahun 1877. Disinilah ia memperoleh pengalaman yang berkesan dari gurunya. Dan Muhammad Abduh sempat berkenalan dan menjadi murisd Jamal al Din al Afghani. Dari tokoh ini ia mempelajari filsafat. Kemampuan intelektual Muhammad Abduh kian tampak dan ia giat menulis harian al Ahram sejak awal didirikan (Harun Nasution: 61).

Pengalaman yang diperolehnya mendorong Muhammad Abduh untuk mengabdi dirinya pada bidang pendidikan. Dalam penyelenggara pendidikannya, Muhammad Abduh melakukan penataan dalam bidang keuangan administrasi, kurikulum dan sarana-sarana kependidikan. Dalam kurikulum pendidikannya Muhammad Abduh memasukkan materi pelajaran yang berbeda dari kurikulum al Ahzar maupun sekolah-sekolah islam lainnya pada waktu itu. Pembaharuan pendidikan yang ia lakukan mula-mula ia terapkan di al Ahzar, kemudian sejumlah institusi pendidikan lainnya. Harapannya dengan mengadakan pembaharuannya melalui al Ahzar maka pendidikan di dunia islam akan mengikutinya. Dan kegiatan itu dilakukan sekitar tahun 1985 di Mesir, sayangnya karena kepentingan politik, Abbas Hilmi yang menjadi penguasa Mesir ketika itu mengubah pendiriannya hingga Usaha Muhammad Abbas kandas. Hubungan Muhammad Abduh dengan al Azhar kemudian putus, tetapi ide pembaharuannya tetap ia kembangkan melalui tulisan di al Urwat al Wusqa bekerjasama dengan Jamal al Din al Afghani. Dalam tulisannya ia menyatakan bahwa sebab-sebab kemunduran islam adalah karena paham Jumud (statis, beku dan tidak ada perubaha). Paham tersebut menurutnya dimasukkan oleh orang-orang non Arab yang kemudian berhasil memegang puncak kekuasaan politik di dunia islam. Hal itu mempengaruhi masuknya adat istiadat serta paham animistis ke dunia islam hingga ikut mempengaruhi umat islam.

Selanjutnya Muhammad Abduh melihat bahwa pengaruh masuknya unsur-unsur luar itu ikut mempengaruhi pandangan para ulama waktu itu. Kepatuhan kepada ulama dan sikap ulama yang berlebihan mendorong muncculnya sikap taqlid buta, tawakal tanpa disertai usaha. Menurut Muhammad Abduh gejala seperti itulah yang membuat umat islam menyeleweng jauh dari ajaran agama yang sebenarnya. Ia menyebut sebagai bid’ah yang harus dihilangkan.

Umat kata Abduh, harus kembali ajaran-ajaran islam semula yaitu dikembalikan seperti ajaran yang pernah dilakukan di zaman salaf, para sahabat dan ulama besar. Ia berpendapat bahwa keadaan umat islam dewasa ini telah berubah dari keadaan umat islam masa lampau. Menurut pandangan Abduh, islam adalah agama yang rasional, dengan membuka pintu ijtihad maka kebangunan akal akan dapat ditingkatkan dan ilmu pengetahuan harus dimajukan. Karena jika islam ditafsirkan sebaik-baiknya dan dipahami secara benar, tak satupun ajaran islam yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Sedangkan akal adalah salah satu dari potensi manusia, dan islam sangat menganjurkan untuk menggunakan akal itu. Iman tidak menjelaskan hal-hal yang bertentangan dengan akal. Karena itu, jika secara lahiriah ayat tampak bertentangan dengan akal maka harus dicari interpretasi yang membuat ayat tersebut sejalan dengan pendapat akal, menurut Muhammad Abduh.

Muhammad Abduh berkesimpulan bahwa kekuatan akal menjadi dasar peradaban dari satu bangsa. Meningkatkan penggunaan akal akan mendorong manusia mencapai kemajuan. Karena itu usaha yang paling tepat untuk memajukan umat islam sebagai negara terjajah adalah melalui pendidikan. Hanya dengan pendidikan itu pula umat islam diperkirakan mampu mengejar kemajuan bersaing dengan bangsa Barat.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Sunday, January 24, 2010

Rifa’at Badawi Rafi’al Thahthawi (1801-1873)

Rifa’at Badawi Rafi’al Thahthawi (1801-1873)
Al Thahthawi seorang pemikir pendidikan Mesir, yang dilahirkan di kota Thahtha tahun 1801. Ayahnya keturunan Husein cucu Nabi Muhammad SAW. Al Thathawi berhasil menamatkan pelajarannya di Al Ahzar dan ia mengembalikan karir kependidikannya sebagai tenaga pengajar di Al Ahzar dan tahun 1824 menjadi Imam Tentara (Harun Nasution; 1975:43). Kedudukan ini kemudian membawanya untuk belajar di Perancis atas biaya Muhammad Ali.
Selama belajar di Perancis, Al Thahthawi melengkapi wawasan ilmiahnya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ia sempat menerjemahkan 12 buku dan risalah. Sekembali ke Mesir, ia diserahkan jabatan sebagai guru bahasa Perancis dan berbagai Jabaatan Kepala Sekolah, serta jadi Pimpinan Badan Penterjemah UU Perancis (Ibid: 44 & Muhammad Munir Mursi: 286). Pengalaman selama di Perancis dan pengalaman kerja tersebut turut membentuk wawasan kependidikan al Thahthawi. Dari pengalaman di Perancis, kemudian ia susun dalam buku sosial politik berjudul Tatchlisih Al Ibriz Ila Talkhis Baris. Ide-ide dan pemikiran kependidikan ia tulis dalam buku Al Mursyid Al Amin fi Tarbiyat Al Banin (pedoman tentang pendidikan anak). Ia menulis ide-idenya mengenai pendidikan yang meliputi:
1. Pembagian jenjang pendidikan anak tingkat permulaan, menengah dan pendidikan tinggi sebagai pendidikan akhir. (Muhammad Munir Mursi (289-290)
2. Pendidikan diperlukan karena pendidikan merupakan salah satu jalan untuk mencapai kesejahteraan. (Harun Nasution:47)
3. Pendidikan mesti dilaksanakan dan diperuntukkan bagi segala golongan.(Harun Nasution: 47)
Fungsi wanita sebagai ibu rumah tangga menurut pendidikan bagi kaum ibu dimaksudkan agar, Pertama wanita dapat menjadi istri yang baik dan dapat menjadi mitra suami dalam kehidupan sosial dan intelektual. Kedua, agar wanita sebagai istri memiliki ketrampilan untuk bekerja dalam batas-batas kemampuan mereka sebagai wanita.
Pemikiran Al Thahthawi mengenai pendidikan tampaknya ada dua masalah pokok yang dinilai penting. Pertama mengenai pendidikan yang bersifat universal dan emansipasi wanita. Pendidikan universal adalah pendidikan harus diberikan kepada segenap golongan masyarakat dan diberikan untuk segala tingkatan usia tanpa membedakan jenis kelaminnya. Al-Thahthawi berpendapat bahwa masyarakat yang terdidik akan lebih mudah dibina dan sekaligus dapat menghindarkan diri masing-masing dari pengaruh negatif. Kedua, pemikiran Al Thahthawi mengenai pendidikan bangsa. Menurut Al-Thahthawi pendidikan bukan hanya terbatas pada kegiatan untuk mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan menanamkan patriotisme (Hubb al Wathon).
Dalam uraiannya ini menulis tentang konsep patriotisme:
Setiap putra tanah air (patriot) baik putera asli maupun pendatang yang sudah dinaturalisasikan sebagai warga mempunyai ikatan yang sama dengan tanah air itu (tempat tinggal menetap) yang dinyatakan dengan berbagai cara. Kadang-kadang terlihat dalam istilah yang menunjukkan langsung seperti orang Mesir atau digambarkan dengan istilah yang menggunakan ide tanah air itu sendiri dengan sebutan “patriotisme” atau putera tanah air. Ini berarti bahwa putera tanah air (patriot) telah memperoleh kemanfaatan dan kenikmatan dari hak-hak yang dimiliki tanah airnya itu. Dan kenikmatan yang tertinggi adalah kemerdekaan di tengah-tengah masyarakat tersebut (John J. Donohul, 1984: 8).
Dalam pandangannya yang dimaksud dengan tanah air adalah tempat tinggal, tanah kelahiran yang dinikmati oleh setiap warganya. Tanah air dalam status merdeka menurut pandangan Al Thahthawi adalah merupakan nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada bangsa yang merdeka itu. Pemikiran ini mendorong Al Thahthawi melengkapi pendidikannya dengan kurikulum yang dihubungkan dengan kepentingan agama dan negara.
Kurikulum untuk tingkat pendidikan dasar terdiri atas mata pelajaran membaca, menulis yang sumbernya al Qur’an, nahwu dan dasar-dasar menghitung kurikulum tingkat menengah (fajhizi) terdiri atas: pendidikan jasmani, ilmu bumi, sejarah, montiq, biologi, fisika, kimia, manajemen, ilmu pertanian, mengarang, peradaban. Sedangkan tingkat menengah atas (‘aliyah) mata pelajaran terdiri atas kejuruan. Mata pelajaran diberikan secara mendalam dan meliputi fiqih,kedokteran, ilmu bumi dan sejarah (ibid).
Ide pembaharuan Al Thahthawi dalam bidang pendidikan dinilai sebagai pemikiran yang radikal dizamannya (ibid). Dan untuk mengungkapkan ide-ide tersebut Al Thahthawi menyusun sejumlah buku antara lain:
a. Talkhis Al Ibriz fi Akhbar Bariz yang memuat uraian tentang kehidupan masyarakat kota Paris. Dalam buku ini dikemukakan mengenai budi pekerti, adat istiadat masyarakat kota Paris, ilmu pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki, profesi yang mereka tekuni serta bentuk pemerintahan mereka (Muhammad Munir Mursi: 287). Dalam buku ini tampaknya Al Thahthawi ingin menyampaikan kepada masyarakat Mesir bagaimana kehidupan demokrasi yang ada di masyarakat Perancis. Selain itu ia berupaya menyadarkan masyarakat Mesir bahwa dengan kehidupan yang demokratis masyarakat Paris dapat meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pengetahuan, ketrampilan, dan sikap hidup yang mereka miliki. Dengan demikian bangsa Mesir diharapkan dapat mencontoh kemajuan Paris. Buku tersebut ditulis oleh Al Thahthawi atas permintaan gurunya Syaikh Hassan Al Aththar.
b. Manahij al Albab al Mishriyyat fi MAnahij al Adab al Ashriyyat, buku ini disusun dengan tujuan untuk mendorong masyarakat Mesir menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian yang didasarkan atas fungsi dan peranan agama. Menurutnya masyarakat manusia mempunyai dua tujuan yaitu menjalankan perintah Allah dan mencari kesejahteraan hidup di dunia.
c. Al Mursyid al Amin li Banatwi al Banin, memuat pemikiran kependidikan Al Thahthawi. Mengenai Penataan kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan dari tingkat dasar hingga ke tingkat pendidikan dasar


Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Friday, January 15, 2010

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH (KKNPPL)




Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

Tuesday, January 12, 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Produktif Dasar Kompetensi Kejuruan

Sekolah : SMK MUHAMMADIYAH I WATES

Kelas/Semester : X/I

Pertemuan Ke- : I

Alokasi Waktu : 15 menit

Standar Kompetensi : Pengantar Administrasi Kantor

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Administrasi

Indikator : Mengidentifikasi pengertian istilah administrasi

Mengidentifikasi devinisi administrasi menurut para ahli

Mengidentifikasi unsur-unsur administrasi

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mampu memahami pengertian istilah administrasi

2. Mampu memahami berbagai devinisi administrasi menurut beberapa ahli

3. Mampu menyimpulkan pengertian administrasi

4. Mampu mengidentifikasi unsur-unsur administrasi

II. MATERI AJAR

1. Pengertian istilah administrasi

2. Devinisi administrasi menurut para ahli

3. Kesimpulan pengertian administrasi

4. Unsur-unsur administrasi

III. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Tanya jawab

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. KEGIATAN AWAL (± 2 menit)

· Pembukaan, terdiri dari beberapa komponen :

a. Presensi

b. Memberi salam dan menarik perhatian siswa

c. Menimbulkan motivasi belajar

d. Apersepsi

2. KEGIATAN INTI (± 10 menit)

Kegiatan guru :

a. Menjelaskan berbagai istilah administrasi

b. Menjelaskan berbagai devinisi administrasi menurut para ahli

c. Memberikan pertanyaan atas devinisi administrasi

d. Menyimpulkan pengertian administrasi

e. Menjelaskan unsur-unsur administrasi

Kegiatan siswa :

a. Memberikan jawaban tentang devinisi administrasi

b. Memperhatikan penjelasan guru

c. Mengajukan pertanyaan kepada guru

3. KEGIATAN PENUTUP (± 2 menit)

a. Meninjau kembali, merangkum inti pelajaran

b. Mengevaluasi materi pelajaran

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR

1. White board, spidol, OHP

2. Buku panduan

Siagian, Sondang. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, Jakarta: Rineka Cipta,1992.

Thoha, Miftah. Aspek-aspek Pokok Ilmu Administrasi, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia, 1983

VI. PENILAIAN

Pada akhir pertemuan guru melakukan penilaian formatif untuk mengetahui penguasaan siswa dalam bentuk pertanyaan lisan. Penilaian didasarkan pada kehadiran, keaktifan siswa dalam menyimak materi yang disampaikan guru serta kemampuan siswa dalam menjawab soal.

Teknik penilaian :

a. Tes tertulis

b. Tugas-tugas dan latihan soal

c. Keterampilan lainnya (perilaku dan sikap di kelas)

Mengetahui,

Kepala Sekolah

NIP.

Yogyakarta, 11 Mei 2008

Guru Mata Pelajaran

NIP.