1. Pengantar
Dari uraian yang dikemukakan telah kita ketahui bahwa ada sebuah pendekatan terhadap teori organisasi, yang memberikan harapan bahwa dampak dari perubahan keorganisasian dan bentuk organisasi yang paling efektif adalah situasi tertentu dapat diprediksi. Ini merupakan sebuah pendekatan yang memandang problem prganisasi sebagai hal yang berhubungan dengan pengorganisasian sebuah system. System dan sistematika merupakan sebuah tipe proses yang melakukan resirkulasi, dan memiliki kemampuan hingga tingkat tertentu.
Sebuah system biasanya terdiri dari sejumlah subsistem, dan kemampuan seluruh system tergantung pada kemampuan masing-masing subsistem. Sebaliknya perubahn yang terjadi dalm fungsi atau kapasits system yang lebih besar , memerlukan perubahan-perubahan yang sesuai pula pada subsistem-subsistem yang ada. Input ke dalam system total dapat muncul di luar system yang bersangkutan atau dimasukan kembali pada salah satu subsistem yang ada.
Salah satu diantara problem pokok dalam mengembangkan sebuah pendekatan kontingensi terhadap teori organisasi adalah bagaimana cara mendeterminasi parmeter-parameter organisasi.
2. Pendekatan kontingensi
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif (berdasrkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah ke luar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju ke kondisi situasional. Salah seorang penulis manajemen kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan “pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang manajemen, tidak salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan baru terhadap teori dan praktik manajemen dapat kita temukan pada pendekatan kontingensi.” Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi merupakan suatu uapaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik dan teknik manajerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi-situasi tertentu. Maka menurut pendekatan kontingensi situasi-situasi yang berbeda mengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.
3. Parameter pendekatan kontingensi
Pada bagian ujung dari spectrum (parameter pendekata kontingensi) teori X dan teori Y hanya memamfaatkan dua macam factor yakni :
a. Pekerjaan
b. Sifat manusia sebagai parameter organisasi.
Raymond A. Katzell dalam sebuah makalahnya yang berjudul Contrasting Sistem Work Organization, mengemukakan adanya lima macam parameter situasional, yakni :
a. besar kecilnya organisasi yang bersangkutan
b. tingkat interaksi dan interpendansi para anggota organisasi
c. kepribadian para anggota organiasasi
d. tingkat kongruensi atau disparitas antara tujuan organisasi dan tujuan para karyawan organisasi yang bersangkutan
e. siapa saja dalam organisasi yang bersangkutan memiliki kemampuan dan motivasi yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan guna mencapai sasaran organisasi tersebut.
4. Ciri-ciri kontingensi
Beberapa ilmuan manajemen tertarik pada pemikiran kontingensi hal itu karena merupakan sebuah kompromis yang dapat dimanfaatkan antara pendekatan sistematik dan apa yang dapat dinamakan perspektif situasional murni.
Pendekatan sistematik kerapkali dikritik orang karena pendekatan tersebut bersifat terlampau umum atau abstrak walaupun pandangan situasional murni yang mengasumsi bahwa setiap situasi kehidupan nyata memerlukan suatu pendekatan yang sangat berbeda telah dinyatakan orang sebagai hal yang terlampau spesifik. Ada tiga macam pendekatan kontingensi :
a. Perspektif system terbuka
Perspektif system terbuka ini bersifat fundamental bagi pandangan kontingensi.
b. Orientasi riset praktikel
Riset praktikel adalah apa yang akhirnya menyebabkan timbulnya manajemen yang lebih efektif.
c. Suatu pendekatan multivariat
Pemikiran sisietematik tertutup tradisional menyebabkan orang mencari hubungan kausal yang saling berhadapan. Pendekatan tersebut dinamakan analisis bivariat.
5. Pelajaran Yang Dapat Ditarik Dari Pendekatan Kontingensi
Walaupun belum dikembangkan secara sempurna, pendekatan kpntingensi merupakan suatu tanbahan yang amat bermamfaat bagi pemikiran manajemen karena ditekankan oleh hal-hal yang bersifat situasional. Manusia, organisasi dan problem bersifat terlampau kompleks untuk membenarkan pemikiran yang hanya dititikberatkan pada prinsip-prinsip universal manajemen. Begitu pula dapat kita katakan bahwa pemikiran kontingensi merupakan suatu perluasan praktis dari pendekatan sistematik. Dengan mengasumsi bahwa pemikiran sisistematik merupakan suatu kekuatan sistesis yang mempersatukan dalam pemikiran manajemen, pendekatan kontingensi menjajikan suatu pengarahan kea rah praktikal.
damibkngw7
Dari uraian yang dikemukakan telah kita ketahui bahwa ada sebuah pendekatan terhadap teori organisasi, yang memberikan harapan bahwa dampak dari perubahan keorganisasian dan bentuk organisasi yang paling efektif adalah situasi tertentu dapat diprediksi. Ini merupakan sebuah pendekatan yang memandang problem prganisasi sebagai hal yang berhubungan dengan pengorganisasian sebuah system. System dan sistematika merupakan sebuah tipe proses yang melakukan resirkulasi, dan memiliki kemampuan hingga tingkat tertentu.
Sebuah system biasanya terdiri dari sejumlah subsistem, dan kemampuan seluruh system tergantung pada kemampuan masing-masing subsistem. Sebaliknya perubahn yang terjadi dalm fungsi atau kapasits system yang lebih besar , memerlukan perubahan-perubahan yang sesuai pula pada subsistem-subsistem yang ada. Input ke dalam system total dapat muncul di luar system yang bersangkutan atau dimasukan kembali pada salah satu subsistem yang ada.
Salah satu diantara problem pokok dalam mengembangkan sebuah pendekatan kontingensi terhadap teori organisasi adalah bagaimana cara mendeterminasi parmeter-parameter organisasi.
2. Pendekatan kontingensi
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif (berdasrkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah ke luar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju ke kondisi situasional. Salah seorang penulis manajemen kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan “pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang manajemen, tidak salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan baru terhadap teori dan praktik manajemen dapat kita temukan pada pendekatan kontingensi.” Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi merupakan suatu uapaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik dan teknik manajerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi-situasi tertentu. Maka menurut pendekatan kontingensi situasi-situasi yang berbeda mengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.
3. Parameter pendekatan kontingensi
Pada bagian ujung dari spectrum (parameter pendekata kontingensi) teori X dan teori Y hanya memamfaatkan dua macam factor yakni :
a. Pekerjaan
b. Sifat manusia sebagai parameter organisasi.
Raymond A. Katzell dalam sebuah makalahnya yang berjudul Contrasting Sistem Work Organization, mengemukakan adanya lima macam parameter situasional, yakni :
a. besar kecilnya organisasi yang bersangkutan
b. tingkat interaksi dan interpendansi para anggota organisasi
c. kepribadian para anggota organiasasi
d. tingkat kongruensi atau disparitas antara tujuan organisasi dan tujuan para karyawan organisasi yang bersangkutan
e. siapa saja dalam organisasi yang bersangkutan memiliki kemampuan dan motivasi yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan guna mencapai sasaran organisasi tersebut.
4. Ciri-ciri kontingensi
Beberapa ilmuan manajemen tertarik pada pemikiran kontingensi hal itu karena merupakan sebuah kompromis yang dapat dimanfaatkan antara pendekatan sistematik dan apa yang dapat dinamakan perspektif situasional murni.
Pendekatan sistematik kerapkali dikritik orang karena pendekatan tersebut bersifat terlampau umum atau abstrak walaupun pandangan situasional murni yang mengasumsi bahwa setiap situasi kehidupan nyata memerlukan suatu pendekatan yang sangat berbeda telah dinyatakan orang sebagai hal yang terlampau spesifik. Ada tiga macam pendekatan kontingensi :
a. Perspektif system terbuka
Perspektif system terbuka ini bersifat fundamental bagi pandangan kontingensi.
b. Orientasi riset praktikel
Riset praktikel adalah apa yang akhirnya menyebabkan timbulnya manajemen yang lebih efektif.
c. Suatu pendekatan multivariat
Pemikiran sisietematik tertutup tradisional menyebabkan orang mencari hubungan kausal yang saling berhadapan. Pendekatan tersebut dinamakan analisis bivariat.
5. Pelajaran Yang Dapat Ditarik Dari Pendekatan Kontingensi
Walaupun belum dikembangkan secara sempurna, pendekatan kpntingensi merupakan suatu tanbahan yang amat bermamfaat bagi pemikiran manajemen karena ditekankan oleh hal-hal yang bersifat situasional. Manusia, organisasi dan problem bersifat terlampau kompleks untuk membenarkan pemikiran yang hanya dititikberatkan pada prinsip-prinsip universal manajemen. Begitu pula dapat kita katakan bahwa pemikiran kontingensi merupakan suatu perluasan praktis dari pendekatan sistematik. Dengan mengasumsi bahwa pemikiran sisistematik merupakan suatu kekuatan sistesis yang mempersatukan dalam pemikiran manajemen, pendekatan kontingensi menjajikan suatu pengarahan kea rah praktikal.
damibkngw7
Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkanlah komentar (dengan sopan) setelah membaca artikel berikut demi perbaikan dan kesempurnaan artikel berikutnya. Mohon maaf, apabila komentar mengandung spam, dengan sangat terpaksa akan saya hapus. Makasih telah berkunjung disini.