Guru, sebuah inspirasi....,sebuah motivasi....,
Yogyakarta-Pernahkah terbersit dalam hati dan pikiran anda untuk menjadi seorang guru? iya? tidak? Beragam jawaban akan muncul, akan tetapi jawaban mengenai sosok guru selalu sama yaitu seseorang yang pantas diteladani, pengayom dan dalam bahasa jawa ada filosofi "guru: digugu lan ditiru". Dan pujian itu sepantasnya diterima oleh para guru yang dengan pengabdiannya telah mencerdaskan tunas-tunas bangsa. Sebuah kekaguman selalu akan ada untuk mereka dan menginspirasi saya untuk mencoba meniti di jalur kependidikan dalam melanjutkan studi. UNY!!! Menjadi pilihan sekaligus takdir bagi saya yang dengan keberuntungan, doa dan usaha yang membuat saya diterima dalam seleksi SPMB 2005, Program Study Pendidikan Administrasi Perkantoran, yach obat kekecewaan setelah tidak diterima di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aneh tapi nyata, seorang anak bawang dan bau kencur yang notabene menjadi tukang gaduh di kelas menjadi CAGUR_Calon Guru. Dalam kegiatan perkuliahan mulai dari semester 1 sampai akhir semester 7 mata kuliah yang saya tempuh tidak jauh dengan materi yang berhubungan dengan kependidikan. Dari perkuliahan tersebut semua mahasiswa akan digembleng baik dari penampilan, sikap dan perilaku untuk memperkuat image sebagai seorang guru. Dari perkuliahan itulah respect terhadap dunia kependidikan muncul. Saking respectnya dengan dunia kependidikan, sebuah tantangan muncul dalam kegiatan tugas akhir skripsi. Seluruh mahasiswa Program Study Pendidikan Administrasi Perkantoran diwajibkan untuk meneliti dalam bidang kependidikan. Rumit adalah sebuah jawaban yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat itu. Akhirnya tantangan saya terima, saya coba mengajukan judul Pengangkatan Guru Honorer SD di Kabupaten Kulon Progo. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan observasi di lapangan, judul pun di revisi dan berubah menjadi Realisasi Pengangkatan Guru Honorer SD Tahun Formasi 2005-2007 Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo (Tinjauan Terhadap PP 48 Tahun 2005).
Sebuah pemahaman tentang PP nomor 48 tahun 2005
Setelah menempuh mata kuliah Tugas Akhir Skripsi saya memperoleh ilmu dan pemahaman baru di bidang sumber daya manusia khususunya tenaga kependidikan. Pemahaman tersebut khususnya pada kegiatan penelitian saya tentang guru honorer. Dari penelitian tersebut terdapat beberapa point penting mengenai pengangkatan guru honorer. PP nomor 48 tahun 2005 merupakan kebijakan pemerintah yang digunakan sebagai landasan hukum kegiatan pengangkatan guru honorer. Salah satu pertimbangan atas kegiatan pengangkatan guru honorer adalah sebagai penghargaan atas pengabdiannya. Dari pemahaman yang saya peroleh atas PP nomor 48 tahun 2005 tersebut berdasarkan kajian tekstual dan kontekstual bahwa kelemahan kegiatan pengangakatan yang nantinya perlu dikaji pemerintah adalah sebagai berikut:
Yogyakarta-Pernahkah terbersit dalam hati dan pikiran anda untuk menjadi seorang guru? iya? tidak? Beragam jawaban akan muncul, akan tetapi jawaban mengenai sosok guru selalu sama yaitu seseorang yang pantas diteladani, pengayom dan dalam bahasa jawa ada filosofi "guru: digugu lan ditiru". Dan pujian itu sepantasnya diterima oleh para guru yang dengan pengabdiannya telah mencerdaskan tunas-tunas bangsa. Sebuah kekaguman selalu akan ada untuk mereka dan menginspirasi saya untuk mencoba meniti di jalur kependidikan dalam melanjutkan studi. UNY!!! Menjadi pilihan sekaligus takdir bagi saya yang dengan keberuntungan, doa dan usaha yang membuat saya diterima dalam seleksi SPMB 2005, Program Study Pendidikan Administrasi Perkantoran, yach obat kekecewaan setelah tidak diterima di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aneh tapi nyata, seorang anak bawang dan bau kencur yang notabene menjadi tukang gaduh di kelas menjadi CAGUR_Calon Guru. Dalam kegiatan perkuliahan mulai dari semester 1 sampai akhir semester 7 mata kuliah yang saya tempuh tidak jauh dengan materi yang berhubungan dengan kependidikan. Dari perkuliahan tersebut semua mahasiswa akan digembleng baik dari penampilan, sikap dan perilaku untuk memperkuat image sebagai seorang guru. Dari perkuliahan itulah respect terhadap dunia kependidikan muncul. Saking respectnya dengan dunia kependidikan, sebuah tantangan muncul dalam kegiatan tugas akhir skripsi. Seluruh mahasiswa Program Study Pendidikan Administrasi Perkantoran diwajibkan untuk meneliti dalam bidang kependidikan. Rumit adalah sebuah jawaban yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat itu. Akhirnya tantangan saya terima, saya coba mengajukan judul Pengangkatan Guru Honorer SD di Kabupaten Kulon Progo. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan observasi di lapangan, judul pun di revisi dan berubah menjadi Realisasi Pengangkatan Guru Honorer SD Tahun Formasi 2005-2007 Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo (Tinjauan Terhadap PP 48 Tahun 2005).
Sebuah pemahaman tentang PP nomor 48 tahun 2005
Setelah menempuh mata kuliah Tugas Akhir Skripsi saya memperoleh ilmu dan pemahaman baru di bidang sumber daya manusia khususunya tenaga kependidikan. Pemahaman tersebut khususnya pada kegiatan penelitian saya tentang guru honorer. Dari penelitian tersebut terdapat beberapa point penting mengenai pengangkatan guru honorer. PP nomor 48 tahun 2005 merupakan kebijakan pemerintah yang digunakan sebagai landasan hukum kegiatan pengangkatan guru honorer. Salah satu pertimbangan atas kegiatan pengangkatan guru honorer adalah sebagai penghargaan atas pengabdiannya. Dari pemahaman yang saya peroleh atas PP nomor 48 tahun 2005 tersebut berdasarkan kajian tekstual dan kontekstual bahwa kelemahan kegiatan pengangakatan yang nantinya perlu dikaji pemerintah adalah sebagai berikut:
- Pengangkatan guru honorer berdasarkan PP nomor 48 tahun 2005 kurang efektif, ditinjau dari perencanaan dan proses pengangkatan.
- Pengangkatan guru honorer berdasarkan PP nomor 48 tahun 2005 dapat dimungkinkan kurang memenuhi kualifikasi kebutuhan guru yaitu S1, sebab dalam PP 48 tahun 2005 tidak ditetapkan kualifikasi guru yang dapat diangkat menjadi CPNS.
- Pengangkatan guru honorer berdasarkan PP nomor 48 tahun 2005 memungkinkan guru honorer untuk memanipulasi data baik data usia guru maupun data masa kerja.
Solusi
Setelah memahami permasalahan terkait dengan kegiatan pengangkatan guru honorer, dapat diambil beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber masukan pemerintah untuk mengatasi masalah dalam pengangkatan guru honorer yaitu:
Setelah memahami permasalahan terkait dengan kegiatan pengangkatan guru honorer, dapat diambil beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber masukan pemerintah untuk mengatasi masalah dalam pengangkatan guru honorer yaitu:
- Perlu adanya beberapa perubahan terkait dengan birokrasi dan syarat yang harus dipenuhi terkait dengan kegiatan pengangkatan guru honorer.
- Karena pengangkatan guru honorer sudah dilaksanakan, maka untuk memenuhi kualifikasi S1 sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di dunia pendidikan, seorang guru honorer dapat diwajibkan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan S1.
lebih banyak cari info yang didapat langsung dari subyek ( honrer), analisa anda kan lebih baik. pertimbangkan jg komentar tentang pendidikan guru yang harus S1...tidak menjamin lebih baik dibanding yang lulusan dibawahnya....pendidikan tinggi niat ngajar gak ada....pa gunanya
ReplyDeleteMakasih banyak pak atas komentarnya....
ReplyDeleteUntuk penelitian tersebut juga sudah menggunakan wawancara langsung dengan guru honorer...,tentunya hanya pada beberapa guru honorer saja sebagai acuan. Karena fokus utama dalam penlitian adalah proses dan hasil dari pengangkatannya,,,maka hal-hal yang berkaitan dengan psikologis guru seperti "niat ngajar atau tidak" tidak saya bahas dalam skripsi ini.