Tuesday, January 26, 2010

Konperensi Pendidikan Islam

Konperensi Dunia Islam, tentang Pendidikan Islam secara resmi telah diselenggarakan sebanyak 4 kali. Pertama kali diadakan di Mekah tahun 1977, kedua tahun 1980 di Islamabad, di Dhaka tahun 19821 dan di Jakarta tahun 1982.

Dalam konperensi yang diadakan di Mekah tahun 1977 itu telah disepakati bahwa: Pendidikan islam seharunya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui latihan, semangat, intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh. Kesadaran turut membangkitkan dunia islam agar mampu menyajikan konsep pendidikan yang murni islam. Seperti dikemukakan: “Perencanaan pendidikan didasarkan pada klasifikasi pengetahuan dalam dua kategori (a) pengetahuan “abadi” yang berasal dari Qur’an dan Sunnah dan (b) pengetahuan “yang dipelajari” yang rentan terhadap pertumbuhan kualitatif dan kuantitatif.

Al Ghazali telah mengemukakan pemikiran mereka tentang pembagian ilmu menjadi (1) ilmu abadi yang bersumber dari wahyu dan (2) ilmu yang diperoleh dari usaha manusia. Konperensi dunia tentang pendidikan islam tersebut dititik beratkan ke usaha untuk mengembalikan sistem pendidikan ke sumber filsafat pendidikan islam secara murni dan sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman modern.

a. Pendidikan Konsep Islami dan Masyarakat Modern

Pemikiran mengenai konsep pendidikan yang didasarkan pada konsep ajaran islam dinilai sebagai suatu yang perlu diupayakan. Tepatnya, usaha untuk menemukan pemikiran tentang pendidikan yang cocok dengan kehidupan masyarakat modern yang memuat nilai-nilai islam.

Dasar pemikiran berasal dari keberadaan manusia sebagai obyek dsn subyek pendidikan itu sendiri. Eksistensi manusia adalah sebagai makhluk ciptaan dan khalifat Allah di muka bumi. Penciptaan manusia oleh Allah SWT ditujukan agar manusia secara sadar untuk mematuhi misi utamanya yaitu mengabdi hanya kepada Allah SWT sebagai yang maha pencipta.

Hubungan antara fungsi manusia sebagai ciptaan dan misi yang diembannya selaku khalifat Allah, merupakan rangkaian bentuk pengabdian manusia kepada penciptaannya. Adapun pedoman dalam pengembangan dan peningkatan potensi yang dapat dikembangkan terangkum dalam petunjuk Allah SWT yang termuat dalam al Qur’an. Sedangkan penerapan pedoman itu adalah berbentuk bimbingan Rosul Allah. Menurut konsep ajaran, jika manusia mematuhi ketentuan pedoman wahyu dan Rosul Allah SAW itu secara jujur dan ikhlas maka ia akan timbul menjadi manusia yang seimbang dan sejalan dengan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pemikiran itu pula, maka dalam konsep pendidikan yang dikemukakan ditujukan untuk memadukan hakekat penciptaan manusia dengan misi halifat yang dibebankan kepadanya. Pendidikan seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan latihan spiritual, intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia.

Selanjutnya pemikiran tentang pendidikan ini dikaitkan pula dengan dasar pemikiran hubungan antara konsep islam tentang manusia dan metafisika pendidikan. Dalam pembahasan tentang hubungan tersebut dikemukakan 5 dasar yaitu

1. Konsep islam mengenai manusia merupakan konsep yang lengkap.

2. Karena pengetahuan merupakan sumber kemajuan dan pengembangan potensi.

3. Penguasaan ilmu pengetahuan ditujukan pada pemikiran keahlian intelektual yang dapat digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan yang seimbang secara utuh.

4. Pertumbuhan pikiran dan kemampuan anak didik menjadi pertimbangan dalam perencanaan kurikulum dan mata pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing.

5. Pengembangan kepribadian dilihat dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan serta hubungan manusia dengan alam. Berdasarkan adanya hubungan tersebut maka dalam pengorganisasian disiplin ilmu dan kurikulum akan diperhatikan berdasarkan:

a. Kerangka acuan menusia sebagai individu, manusia sebagai makhluk sosial serta makhluk yang harus hidup secara harmoni dengan alam sekitar.

b. Pandangan bahwa kepribadian manusia merupakan kepribadian yang kolektif yang eksistensinya dipandang sebagai kesatuan yang alamiah diatur serta dipersiapkan oleh hubungannya dengan Tuhan.

c. Pemantapan hirarki pengetahuan dengan emnempatkan prioritas tertinggi pada pengetahuan spiritual.

d. Pengetahuan spiritual yang menjadi sumber moralitas yang berfungsi sebagai pengatur perilaku manusia secara individu maupun kolektif adalah merupakan nilai-nilai universal bagi pencapaian kemajuan material.

e. Pengetahuan spiritual membawahi pengetahuan intelektual dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan kepentingan pengembangan potensi manusia.

f. Keyakinan dan etika merupakan awal dari pengetahuan spiritual yang harus ditanamkan kepada anak-anak sejak tahap awal perkembangan

b. Modernisasi dan Masyarakat Muslim

Di era keemasan negara islam diakui sebagai negara adi kuasa. Dalam keudukan itu masyarakat muslim mampu membentuk dan membina tatanan sosial yang berdasarkan pada konsep ajaran islam. Masyarakat muslim berada dalam posisi lemah dalam berbagai bidang kehidupan. Tetapi masyarakat muslim merasa pernah jaya, berupaya untuk mengembalikan hegemoni yang telah hilang. Namun kenyataan yang mereka hadapi adalah bahwa pengaruh peradaban Barat telah menguasai pola kehidupan masyarakat itu sendiri. Kemajuan teknologi sebagai inti dari peradaban Barat dalam berbagai aspek ternyata bergerak pada jalur yang cenderung mengabaikan nilai-nilai asasinya. Tatanan kehidupan yang diciptakan oleh peradaban Barat dan diwariskan kepada masyarakat muslim melalui politik kolonialnya, bagaimanapun berbeda dengan pandangan hidup yang mereka miliki.

Untuk membentuk suatu peradaban yang dimulai dari titik nol jelas sudah tidak mungkin. Sebab dalam kehidupan modern, yang oleh perkembangan teknologi demikian pesatnya, masyarakat dunia berada dalam suatu masyarakat yang global. Problema yang dihadapi masyarakat muslim tampaknya jauh lebih kompleks daripada hanya masalah mengenai usaha menggantikan konsep-konsep sekularis dengan konsep islam yang bersumber dari al Qur’an dan al Sunnah.

Dari beberapa cendekiawan muslim mengasumsikan bahwa masyarakat muslim masih menerima supremasi al Qur’an dan al Sunnah, walaupun mungkin tidak mematuhinya secara ketat. Masyarakat muslim juga tetap membutuhkan Tuhan dan Nabi-nya. Karenanya konsep pendidikan islam perlu ditafsirkan dan dilaksanakan dalam konteks kehidupan modern.

c. Kurikulum Pendidikan Islam

Pendidikan islam menurut Ali Ashraf adalah aktivitas yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan individu secara utuh. Sejalan dengan tujuan pendidikan islam yang telah dirumuskan dalam konperensi di Mekah tahun 1977 itu, maka dalam kurikulum baru atas dasar pemikiran klasifikasi ilmu pengetahuan menurut konsep islam. Ditegaskan bahwa perencanaan pendidikan didasarkan pada klasifikasi: (1) pengetahuan abadi dan (2) pengetahuan yang dipeajari.

Adapun kurikulum dimaksudkan sebagai keseluruhan program kerja di institusi pendidikan. Dengan demikian kurikulum merupakan alat yang penting bagi pendidikan, karena ia mencakup segala yang berhubungan dengan desain gedung sekolah, perencanaan anggaran, jenis serta sifat kerjasama yang diperlukan rumah dan sekolah.

Klasifikasi ilmu pengetahuan yang dikenal dalam dunia pendidikan Barat berasal dari pemikiran filsafat Yunani. Atas dasar pemikiran itu pengetahuan diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu (1) ilmu pengetahuan kealaman (natural science), (2) ilmu-ilmu sosial (social sciences) dan (3) humaniora.

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut pendekatan filsafat pendidikan islam dibagi menjadi (1) ilmu bersumber dari wahyu (naqliyah); dan (2) ilmu berdasar nalar (aqliah). Perkembangan ilmu pengetahuan yang melahirkan teknologi modern, diklaim leh Barat sebagai peradaban yang berakar dari pemikiran filsafat Yunani (walaupun tidak sepenuhnya benar). Klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan pendekatan filsafat pendidikan islam senantiasa mengacu kepada norma-norma yang abadi.

Alasan dan pandangan yang menjadi dasar pemikiran para ahli pendidikan islam menetapkan bahwa ilmu pengetahuan tak mungkin dilepaskan kaitannya dengan agama. Adanya pendekatan yang berbeda antara filsafat pendidikan Barat dan filsafat pendidikan islam (religius), menyebabkan kedua pendekatan tersebut tak mungkin dipertemukan.

Tuntutan konperensi dunia tentang pendidikan muslim mengarah kepada pendekatan baru yaitu menciptakan dasar pemikiran islam dalam semua cabang-cabang ilmu pengetahuan modern. Sebaliknya dengan mengislamisasikan konsep-konsep Barat yang diklaim berakar dari pemikiran filsafat Yunani, walaupun dengan cara terseleksi masih dijumpai beberapa kendala. Ditegaskan dalam konperensi bahwa dalam merumuskan kurikulum norma agama perlu dijadikan dasar dalam menafsirkan pengetahuan modern dari sudut pandang islam. Diantara hasil yang dicapai, yang dinilai sebagai puncak keberhasilan konperensi adalah lahirnya kesepakatan bersama, rasa senasib sepenanggungan antar sesame negara peserta.

d. Pengembangan Buku Teks

Buku teks adalah buku yang berisi bahan untuk dipelajari secara terinci oleh pelajar dirumah dan disekolah, maktab dan universitas. Buku ini diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam konperensi pertama. Namun ternyata penyusunan buku-buku teks seperti yang diharapkan dihadapkan pada sejumlah masalah. Diantara kendala tersebut mencakup masalah yang berkaitan dengan kondisi masyarakat muslim itu sendiri seperti politis, filosofis, penyusunan konsep, metodologis dan penyusunan program kerja.

a. Kendala yang bersifat politik

Latar belakang sejarah yang cukup panjang ikut melahirkan tokoh-tokoh nasional, intelektual, maupun pemuka masyarakat. Upaya untuk mengadakan buku-buku teks setidaknya akan dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit. Di satu pihak diperlukan buku-buku teks yang sesuai dengan keperluan sistem pendidikan islam yang dirancang, tetapi dipihak lain upaya tersebut memerlukan sejumlah tenaga ahli yang memiliki kepekaan terhadap kepentingan tugas-tugas itu. Padahal dalam skala nasional kemampuan seperti itu masih dievaluasi oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan Barat.

b. Kendala yang bersifat filosofis

Dengan sistem pendidikan nasional, masyarakat muslim seakan kehilangan daya kritik terhadap nilai-nilai sekuler yang menjadi muatan inti pendidikan dimaksud. Sepintas tampaknya sistem pendidikan nasional di negara-negara muslim memiliki otonomisasi yang sama sekali terlepa dari pengaruh pendidikan Barat.

Kemajuan teknologi Barat yang masih dinilai sebagai mercusuar peradaban modern, ternyata tak dapat dipisahkan dari tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Sebagai imbasnya maka kurikulum pendidikan Barat hampir tak mungkin ditinggalkan dalam penyusunan kurikulum pendidikan nasional di negara-negara muslim. Padahal sudut pandang antara keduanya berbeda. Lebih jauh, kesiapan para ahli pendidikan untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan filsafat pendidikan berdasarkan konsep ajaran islam.

c. Kendala konseptualisasi

Menurut pandangan filsafat pendidikan islam, ilmu pengetahuan dipandang dari kriteria-kriteria pengetahuan yang diwahyukan (naqli) dan pengetahuan yang diperoleh (aqli). Secara konseptual, penyusunan kurikulum buku-buku teks dari kriteria ilmu pengetahuan naqli dan aqli.

d. Langkah-langkah yang diprogramkan

Suatu langkah yang dinilai realis dan praktis telah disusun melalui upaya bertahap yaitu dalam jangka pendek dan jangka panjang. Proyek jangka pendek meliputi: (1) penyusunan konsep dasar dan buku-buku teks; (2) menyusun kurikulum sekolah menengah dan madrasah; (3) memasukkan filsafat islam ke sekolah menengah dan madrasah; (4) mempersiapkan kursus literatur asing yang elementer dan kebudayaan muslim. Sedangkan proyek jangka panjang meliputi: (1) riset konseptual dan produksi buku-buku teks filsafat islam; (2) revisi buku-buku teks dan silabus universitas agar sesuai dengan konsep pendidikan islam; (3) menganalisis buku teks dan silabus pendidikan nasional setiap negara muslim dan memberi ciri-ciri keislaman didalam modifikasi dan perubahannya; (4) mempersiapkan antologi bahan bacaan; (5) memasukkan filsafat islam pada tingkat pendidikan tinggi.

Dari penyelenggaraan konferensi dunia pendidikan islam tersebut boleh dikatakan sudah dikemukakan dan dirumuskan pemikiran tentang filsafat pendidikan islam yang diselaraskan dengan kebutuhan masyarakat muslim terhadap pendidikan islam di zaman modern.




Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkanlah komentar (dengan sopan) setelah membaca artikel berikut demi perbaikan dan kesempurnaan artikel berikutnya. Mohon maaf, apabila komentar mengandung spam, dengan sangat terpaksa akan saya hapus. Makasih telah berkunjung disini.