Monday, January 25, 2010

Islma’il Raj’I al Faruqi

Al Faruqi dilahirkan di Yaifa (Palestina) pada 1 Januari 1921. Latar pendidikan al Faruqi adalah pendidikan Barat. Dalam pendidikannya ia mendapat gelar Master dari Indiana University serta Harvard University dalam bidang filsafat. Kemudian ia memperoleh gelar dokter dari Indiana University. Karir kepegawaian al Faruqi diawali dari pegawi pemerintah di Palestina dan karir akademik diawali sebagai dosen di Mc. Gill University (Kanada) tahun 1959.

Sebagai ilmuwan, al Faruqi dikenal cukup produktif. Ia telah menulis sekitar 20 buku dan 100 artikel. Diantara buku-bukunya yang penting adalah Christian Ethics, An Historycal Atlas of Regions of The World, Trialogue of Abrahamic Faith dan The Cultural Atlas of Islam.

Menurut pandangan al Faruqi umat islam sekarang berada dalam keadaan yang lemah. Kemerosotan muslim dalam zaman kemunduran menyebabkan kebodohan. Zaman dalam kemunduran berbagai bidang kehidupan termasuk bidang ekonomi telah menempatkan umat islam berada dianak tangga bangsa-bangsa yang terbawah.

Adalah suatu kenyataan sejarah yang sulit untuk dipungkiri bahwa walaupun umat islam telah sejak dua abad lampau memasuki abad modern dalam sejarahnya dengan mengumandangkan pembaharuan di segala bidang namun keadaan umat ini sampai sekarang masih saja berada dalam kondisi tidak menggembirakan. Bahkan dari segi pendidikan, menurut Isma’il Raj’I al Faruqi, umat islam berada dalam keadaan terpuruk (Isma’il Raj’I al Faruqi 1984: 12)

Dunia pendidikan islam telah banyak dipengaruhi oleh berbagai etika, hingga memberi dampak negatif terhadap sistem pendidikan dan kehidupan umat islam. Keadaan ini menurut pandangan al Faruqi mempercepat timbulnya dualisme dalam sistem pendidikan dan kehidupan umat islam. Secara keseluruhan Ismail Raj’i al Faruqi melihat bahwa umat islam mengalami suatu masa malaise. Al Faruqi melihat kemajuan yang dicapai umat islam bukan sebagai kemajuan oleh ajaran agamanya. Kemajuan yang mereka capai hanya merupakan kemajuan yang semu. Disatu pihak umat islam telah berkenalan dengan peradaban Barat modern, tetapi dipihak lain mereka kehilangan pijakan yang kokoh yaitu pedoman hidup yang bersumber dari moral agama. Pandangan yang dualisme menjadi penyebab dari kemunduran yang dialami oleh umat islam, bahkan sudah mencapai tingkat serius yang disebutnya sebagai mataisme.

Gejala dualisme itu akan menjadi kian parah, terutama westernisasi yang terjadi telah menembus ke bidang akademis. Gejala ini oleh al Faruqi disebut sebagai the black of vision, kehilangan yang jelas tentang sesuatu yang harus diperjuangkan sampai berhasil. Untuk menghilangkan gejala ini menurut al Faruqi adalah melalui pendidikan. Gejala yang dinilai al Faruqi sebagai kehilangan visi dikalangan umat islam tersebut adalah krisis mentalitas muslim dewasa ini. Dalam konteks ini tampaknya al Faruqi melihat pentingnya untuk mengembalikan visi keislaman umat melalui jalur yang serasi dengan zaman dan agama yang intinya adalah tauhid. Tauhid sebagai esensi dan inti dari ajaran islam, menurut al Faruqi adalah merupakan pandangan umum reliatas, kebenaran, ruang dan waktu, serta sejarah dan nasib manusia.

Ia menyatakan bahwa dalam ekonomi, manusia hanya mempunyai hak pakai (guna) terhadap harta benda. Sedangkan hak mutlak berada pada Allah SWT. Demikian pula dalam bidang politik, kekuasaan tertinggi berada di tangan Allah sebagai penguasa sejagat. Dengan demikian kehidupan manusia di dunia ini harus didasarkan pada ajaran moral ketuhanan yang menurut tanggungjawab terhadap alam, terhadap diri sendiri dan masyarakat (responsibility to nature, to one self and to society) tegas al Faruqi (ibid). Tauhid sebagai esensi pengalaman agama dalam diri seorang muslim akan memberi pemahaman bahwa dalam pandangannya realita ada dalam dua tata order yang terpisah yaitu yang natural dan trancedent. Esensi pengalaman agama atas dasar tauhid ini adalah merupakan realisasi bahwa kehidupan tidaklah sia-sia (al Faruqi 1985:30).

Al Faruqi berkesimpulan bahwa ilmu-ilmu sosial model Barat memiliki kelemahan metodologi yang cukup mendasar. Karena itu dengan pandangan hidup umat islam yang sangat berbeda dari masyarakat Barat, masyarakat islam harus kembali ke pandangan hidup yang bersumber dari sejarah tauhid.



Bagi yang ingin mencoba Bisnis baru dengan cara mudah dan menghasilkan banyak keuntungan, klik link dibawah ini.
http://abe-rabbit.blogspot.com/2010/12/cara-cepat-mencari-uang-dengan-program.html

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkanlah komentar (dengan sopan) setelah membaca artikel berikut demi perbaikan dan kesempurnaan artikel berikutnya. Mohon maaf, apabila komentar mengandung spam, dengan sangat terpaksa akan saya hapus. Makasih telah berkunjung disini.